Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi Kim Young Ja

0


Musim Semi adalah WajahNya

 

Di kaki gunung Bulam di mana penuh dengan bunga per putih di langit

tinggal seorang biharawan frater

 

Pagi ini dengan gaya Magdala Maria, dia mengatakan 

ada suatu pagi ingin menangis

 

Pada siang hari, musim semi disebut KekasihNya

Hari yang menyentuh ujung pakaian putih

tetap terbayang di dalam mimpiku

tapi hari ini berhadapan KekasihNya sambil menerima bunga per

 

Tangan yang hangat mengalungi untaian bunga

Kekasih memeluknya bagaikan musim semi

Datanglah KekasihNya bersama musim semi

 

Baru sadar musim semi adalah KekasihNya

Musim semi adalah wajah KekashiNya

 

 

 


 

Pintu Gerbang Bunga

 

Sewaktu ke sana dapat menyentuh daging bunga

Gumpalan bunga putih berdiri di luar pintu

menanyakan apa sebabnya basah

sambil menjamah bahu  

 

Mengikuti tali pusar yang bersih

tangan meresap tangan lain

terendam satu sama lain  

Sambil melihat tangkai bunga yang mekar di rangka pintu

tiba di kuil Naeso yang bersejarah lama   

menggulung erat bagian daging dalam yang longgar  

dapat memasuki tubuh dalam pohon umurnya sudah seribu tahun

 

Penyebab basah dan rasa rabaan yang telajang

saling kusut menjadi satu

Tukang kayu Yesus membongkar beban di dalam tubuh

sambil tertawa menarik benang peninta

sedang mengukir bunga menjalar

 

Membongkar batasan, melipatkan bagian dalam bunga

Riwayat hidup daging yang basah

Tumpukan cerita kehidupan satu demi satu

Mengangkat sayap rumah tua yang akarnya bergerak  

Membuka lebar pintu gerbang bunga begitu.

 

 

 


 

Celah

 

Celah adalah angin, benar-benar angin di celah-celah dalam mimpi itu melihat sepasang sepatu karet hitam yang berjalan, di dalam sepatu karet yang papar tanpa hidung bertiup angin dan mulai mengalir air sungai hijau terlihat celah

 

Kini tak ada lagi celah jadi sakit hati pun tak terasa seandainya ada celah dapat melihat hati yang dapat menyeberangi lagi sungai hijau yang panjang

 

Setelah menyeberangi sungai hijau yang panjang dapat bertemu dengan anak-anak kalau memeluk anak-anaknya dicium wewangian bunga rerumputan di dalam mata menampung sinar sang surya membuka langit yang masuk di celah-celah urat kecil saluran kapiler di dalam tuduhku.

 

 

(Diterjemahkan oleh Kim Young Soo)

 


 

Profil Penulis

 


Kim Young Ja, naik panggung dunia sastra lewat Sastra dan Kesadaran tahun 1997. Karyanya antologinya “Sayap Bawang Merah, Bulan yang Terbit di Tulang Onta, Tidur di dalam Sisik Ikan Saurel, Pohon Holly Beranak di Pelabuhan Induk”, dan lain-lain. Menerima Hadiah Penyair Seoul, Hadiah Penyair Hankuk,  Bintang Pelayanan Kuning. 

Bergiat sebagai Anggota Perhimpunan Sastrawan Korea, Anggota Perhimpunan Penyair Korea, Anggota Pavilyun Kesusastraan Kota Seoul, Anggota Komunitas Sastra Salim, Mantan Ketua Komunitas Siwa Sanmun, Mantan Ketua Komunitas Pembacaan Puisi Gong-gan, Direktur Komunitas Sastra Midang, Direktur Komunitas Sastra Siwa Sanmun, Direktur Komunitas Sastrawan Katolik, Ketua Komunitas Sastra Seonun, Anggota Komunitas Penyair Kwanghwamun.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top