Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi Intan Hafidah Nur Hansah

0




 

Seorang Perempuan

 

aku dan malam

bertarung mencari kemenangan

kebungkaman mana paling antik

selain tangis seorang perempuan

 

aku dan sungai Serayu

berlomba-lomba mencari muara

paling dalam di palung hati

seorang perempuan

 

aku dengan segalanya di bumi

mempermainkan kata di dalam puisi

namun sajak mana yang paling ampuh

selain doa seorang perempuan

 

bukan aku sedang menantang

seisi semesta namun aku hanya

membandingkan dunia mana

paling nyaman selain

peluk hangat seorang perempuan

 

Banyumas,  2020





Tayamum

 

aku ingin menjadi debu-debu jalang

menjemput doa di atas puncak kasih sayang

membasuh wajah  kekasih kepayang

mengsucikannya di atas ranjang

bersamanya menjadi kenangan

petualang

 

Banyumas,  2019





Bunga Malam

 

hidup menunggu temaram

mekar setelah atsar

semerbak wewangian doa

hilang lepas malam

 

tiada putih tanpa hitam

tiada diri tanpa kehidupan

telah lama tenggelam

semakin suram

berputar dalam kubangan

diserang kumbang jalang

 

Banyumas,  2020





Udara Itu, Aku

 

Udara itu,  aku

berhembus di antara

belantara kata

membekas nama-nama

di ingatan para pegembara

menyelesaikan tugas mulia

menuntaskan rasa rumpang di dada

 

Udara itu, aku jelmaan cinta

seorang pujangga meramu dewasa

dengan sajaknya

 

Banyumas, 2020





Ambang Karam

; Jasad Terambang

 

Semesta bungkam

aliran merangkak sunyi

di dalam dadanya

gelembung udara

telah tiada

 

Angin kabarkan pada mereka

terambang di antara  tiang titian

ia menunggu

 

Tidak ada yang tau

bulir-bulir tangis tubuh kesepian

berenang mencari tepian doa

 

Banyumas, 2020





Miyangga

 

Miyangga, masihkah kau terjaga?

di malam dan pagi buta

 

Aku mendengar doamu

di sepanjang gemercik

aliran sungai Jawa

 

Miyangga, masihkah kau terjaga

berdoa diiringi lolongan serigala

di alas sampai tepi segara?

 

Semoga kau tenang

bersemayam dalam diam

di kedung yang kini dangkal

 

Banyumas, 2020





Tubuh Puisi

 

Tidak ada tubuh

paling pasrah selain puisi

perlahan waktu menelanjangi

pakaiannya yang masih rapi

 

melayani cinta sampai malam pergi

menyuarakan kisah kasih sunyi

 

mari sama-sama,

kita mulai membuka kata

siapa yang paling tak dimengerti

aku atau kau, puisi?

 

Banyumas, 2020





Mijil

 

bu, ada palung paling dalam, di antara jurang

ada liang, tempatku dulu tak bisa berpaling

ditemani sepi, darah, air: bumi

 

aku belajar mengeja kegelapan

saat kau diam tanpa gerakan

aku melihat doa bersinar

kian hangat memelukku penuh harap

 

aku menerka kehidupan,

setiap detik dari detak disalurkan alur plasenta,

di sana kau mematangkan kesabaran dan keberanian

 

kemudian, datang satu perayaan

jamuan utamanya dari tubuhmu

yang matang sempurna; itu, aku

 

kendi ari-ari masih tergantung

kebal akan musim dan cuaca

melebur seluruh darah bersama tanah

saksi cinta tertoreh nama

di atas kertas; di atas nisan

 

Banyumas, 2020-2021





Pangkon

 

Bapak pucung

dudu layar dudu wigyan

panyigeging wanda

pemati aksara

 

telah kupangku ketetapan hidup

mati untuk menghidupkan suaranya

dunia tertawa memainkan kita

dalam sandiwara hanacaraka

kisah-kisah kekal diasuh masa

 

Banyumas,  29 Januari 2021

 

 


Sebelum Masuk ke Pintu Itu

 

setiap nama diberi nomor

setiap nomor diberi batas tunggu

hitungan waktu begitu lugu

mengantarkannya ke depan pintu

 

tidak ada penjagaan di sana

dapat masuk, tak dapat dijenguk

sendiri, bersama mereka

lalu disuguhi beberapa mili anestesi

sayap-sayap dari punggungnya mekar

meninggi sampai ke alam

tidur yang sistematik

 

setelah terbangun

semua kembali

sesuai tugasnya

 

di depan pintu itu

lampu-lampu mata gelisah

kian meredup

angin kesabaran tertiup dari hati

atas syukur yang kian luntur

oleh aduh yang terbagi-bagi

 

Banyumas, 20 Februari 2021

 

 

 

Tentang Penyair

 

Intan Hafidah Nur Hansah,  lahir 13 Maret 1999 di Banyumas. Mahasiswi Universitas Terbuka Purwokerto, Prodi S1 Agribisnis dan Alumnus D3 Budidaya Ikan, Universitas Jenderal Soedirman UNSOED, Purwokerto (2020). Dia berkegiatan di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP). Dia juga mengasuh komunitas online bernama Kosana, Penerbitan Kosana Publisher, harianvisualisasi.my.id, kosana.my.id, dan sksp-literary.com. Puisi-puisinya mendapatkan rumah dalam berbagai antologi buku puisi dan terpublikasi di media Koran Harian BMR FOK Sumatra, Koran Haran Radar Cirebon, cerano.id, Majalah Simalaba.net, telembuk.com, catatanpringadi.com, kamianakpantai.com, metamorfosa.com, metafor.id, rembukan.com, negerikertas.com, nusantaranews.com, IDN Times, dan jurnalistiwa.co.id. IG: intanhafidahnh/FB: intanhafidahnh, gmail; tintabiru1111@gmail.com, blog: https://intanbiru13.blogspot.com.

 

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top