Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi Bisri Musthofa

0

 



MARI MABUK

 

Sudah kusiapkan Falaq, minuman dari Arab

Dosisnya mantap bikin hati bergejolak

Mari mabuk

Mabuk sampai subuh ngantuk

 

Bau mulutmu isyarat nama

Yang dirapal doa-doa

Sedangkan tanganku

Melepas buhul dari dada wanita

 

Waktu mengambil jiwaku, jiwamu

Menggugurkan kesumat yang kita sebut

Ketakutan

Dan di sisa Falaq

Masih bersemayam mimpi dan puisi

 

 

Jejak Imaji, 2016


 

 




PERSEMBAHAN

 

Di sebuah latar, angin berlari

Menyerbak anyir darah pertempuran

Anjing-anjing liar mengejar

Menjilati jejak waktu

Agar tak tertangkap zaman

 

Lihatlah!

Burung-burung gagak

Mengais tanah

Cukuplah menjadi saksi

Di mana saudara menjadi kurban

Atas persembahan

 

Masih ingatkah

Di sudut puing rumah itu

Sajian Maidah masih hangat

Untuk  jiwa-jiwa yang

Pulang bersama doa yang bersemayam

 

 

Jejak Imaji, 2015


 

 




DOA-DOA YANG MENGERING

 

Tak ada yang bisa ditanam

Selain gelisah pada retak tanah

Tangan-tangan tengadah

Merapal doa, mengharap hujan

Turun di rumah dan sawah

 

Di atas meja

Garpu dan pisau tumpul

Tungku hilang kepul

Periuk tak beri bekal

Bagi perut yang rindu nasi bakul

 

Lantas kemana perginya doa?

Bersembunyi di mimbar kayu

Atau tersesat di sela-sela waktu

Barangkali budi perlu mencari

Sembari menata sesaji

 

 

Jejak Imaji, 2015


 






SHALAWAT

 

Terdengar suara penggetar sukma

Lantunan penuh makna

Penenang kalbu dalam raga

Umat merindu kekasih

 

Shalawat berkumandang

Hati khusyuk

Bersama bumi dan langit berseru

Shalluallan Nabi Muhammad

 

 

Jejak Imaji, 2012


 

 




KARNAVAL

 

Mereka melewati jalan

Yang bosan menghitung langkah

Nyalakan suara, amuk!

Gebrak udara!

 

Kata-kata berdengung

Seperti kerumunan lebah gila

Yang kehilangan tuannya

 

Waktu mensenyapkan lelah

Perlahan karnaval telah bubar

Pulang ke rumah yang teduh

Yang tenang

 

 

Jejak Imaji, 2014


 

 




TELAH SAMPAI AKU

 

Telah sampai aku

Di titik pertemuan

Antara Pandawa dan Kurawa

Jiwaku terombang-ambing

Saling beradu

Dalam redup lilin-lilinku

 

 

Jejak Imaji, 2014


 

 




BERTARUH

 

Ketika adzan berkumandang

Malaikat dan iblis bertaruh

Siapa yang akan menang kali ini?

 

 

Jejak Imaji, 2014


 

 

 

 

 

 

 RUMAH

 

Rumah adalah cinta

Ketika debu-debu menebal di balik pintu

Jala laba-laba mengusang tanpa tuan

Sedang kayu-kayu lapuk dirayap waktu

 

Rumah adalah cinta

Ketika angin menerobos sela jendela

Cahaya membias pada retakan kaca

Sedang bayang-bayang sirna ditelan senja

 

Rumah adalah cinta

Ketika dinding-dinding mulai usang

Sedang lukisan yang terpaku

Merujuk pada setumpuk kenangan

 

 

Jejak Imaji, 2014


 






RUMAH  II

 

Di rumah ini

Tak ada yang lebih setia dari debu dan teter kayu

Menemani segala resah dada

Mengingat cerita yang pernah tertulis pada buku

Atau lukisan yang terpaku di samping pintu

 

Tegak tiang

Jadi penyangga bagi yang rentan

Dinding-dinding menjaga usia

Hingga waktu tanggal satu satu

Tetapi angin, diam-diam keluar-masuk

Lewati jendela yang mengantuk

 

Di rumah ini

Segala ingatan tertata

Menjadi setumpuk rahasia

Yang tetap terjaga

 

 

Jejak Imaji, 2015


 


 

 

 

 

 

MUSIM KETIGA

 

“Duka masehi menyalip musim”

Tanah tengadah

Merapal segala kemungkinan

Sujud batu-batu

Merawat setiap pengharapan

Dan ketidakpastian

Masih basahi ladang penghidupan

Di mana benih tertanam

 

 

Jejak Imaji, 2015


 





KUANTRIN PENCIPTAAN

 

/1/

Ada yang bersilangan di pikiran

Dengan kata-kata

Yang menjelma tangan

Kudapati musim basah

Mencumbu garapan tanah

 

/2/

Pada batas jarak

Luka nganga berpinak

Bangkitlah mimpi

Dari langkah perih

 

/3/

Musim datang pergi

Menjadi tangan kata-kata

Mengarahku, mencekik leher

Menyulutku, membakar dada

 

/4/

Kulecuti diri

Menanam benih kecemasan

Hingga lahir anak-anak puisi

Dari rahim yang kudus

 

 

Jejak Imaji, 2015


 






MOKSA

 

Disaksikan malam kutanggalkan rupa

Lucuti dosa

Hening hantarkan  pada latar mustawa

Sesampai pintumu, leburlah aku

 

 

Jejak Imaji, 2015


 




Tentang Penulis

 


Bisri Musthofa, lahir di Sleman, 7 April 1993. Kegiatan sehari-harinya menjadi pengajar di MTs N 1 Sleman, selain itu juga bergiat di kelompok belajar sastra Jejak Imaji. Beberapa puisinya termaktub dalam antologi bersama “Rumah Penyair” (2012), “Teras Sastra” (2014). Pos-el: bisrimusthofa507@gmail.com. Hp.085729141516

 

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top