Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi Damtoz Andreas

0



R e q u i e m

 

masihkah ada

selarik puisi

yang masih kausimpan

untukku?

 

berikan padaku

seteguk saja

untuk memupus jarak

padamu.

 

2021


 

Alis Matamu

--Frida Kahlo

 

matamu seperti lautan

ombak gelisah yang mencari

cangkang-cangkang kerang

pantai cuma tempat singgah

--bukan tujuan.

 

tapi musim, selalu menunda

pencarian. hingga buihbuih lelah

dan nafas langit membuaskan kabut.

 

aku di sini saja. menunggu waktu.

sembari rebah di alis matamu.

 

2021


 

R e t a k                                                        

          --Angelina Jolie

 

dari ujung bukit, bibir memar itu

menandai jarum waktu. jantung

masih berdetak, semakin ngilu

oleh rindu. aku cuma lelaki

yang menandai detak nadi

dengan jejak di tanah, sejauh

langkah kaki.

 

lelaki itu sendirian menyusuri senja.

mencari alamatmu. tempat sembarang

kisah disembunyikan, dari ceruk mata

nakalmu.

 

2021


 

Melankoli Merah Bara

         --Retna Kasimpar

 

subuh telah lewat. tinggal kabut dan embun

diam kelu, kaki-kaki kuda menggetarkan waktu

yang membeku.

 

kanda akan berangkat ke medan laga, dinda.

Dewata telah membisikkan sebuah rahasia

: di mana Kurandageni sembunyikan ajalnya.

lalu Pasupati telah kujamas banyu suci

dan kembang seribu rupa.

 

sang ayu, aku tak sabar lagi, berendam di genang

 ciummu. setiap serangga tahu sedalam apa

--kuselami palung mahagelap ini. kujelajahi lembah

dan sendang, juga tebing yang seliar retak kawah

di sembarang bebukit di tubuhmu.

 

lantas bersembunyi di puncak susu. genangan cinta

yang mendekap bayang resah Dewi Banowati.

 

2021


 

I l a l a n g

 

pulanglah sebelum badai datang

menjemputku. kau tak akan pernah

lagi mendengar rahasia kecil dari

ciumanku yang dungu. yang bagimu

seperti serpihanserpihan salju

--dingin dan beku.

 

cerita kita tentang tunas yang tak

kita tanam, dan merimbun seperti alang

anggaplah igauan sapi dengan punuk

menjulang. sebelum alang dan kebun

sayur habis dan halaman rumah

meluas dan kerontang. hanya kosong.

dan kaubimbang tetap tinggal atau

menghitung lagi jejak jalan pulang.

 

2021


 

M e l o d i a

 

sudah terlalu lama berdiam di sini.

cuma ada suarasuara tanpa sumbersuara.

kelebat serangga, dan udara yang tak setia.

 

sebentar lagi gelap. jikapun akan datang

bulan dan bebintang, aku sudah teramat

bosan. apa yang bisa diharapkan

dari sesuatu yang berulang?

 

ya, mungkin aku cuma sedang sangat

ketakutan, jika yang tak kutunggu, bahkan

akhirnya datang.

 

2021


 

Tentang Penulis



Damtoz Andreas mulai belajar menulis antara lain di Majalah Zaman (alm), Kompas, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, Majalah Matabaca, Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Bernas, dan lainnya. Ia juga telah menerbitkan beberapa bukunya: Mo-LiMO (prosa ringan), Memo Dewi (buku puisi), dan Seriuh Kata Sebisu Kala (buku puisi, yang sekaligus memenangkan kategori buku puisi terbaik Prasidatama, Balai Bahasa Jawa Tengah 2018), dan buku terbarunya Ilusi-ilusi pada Sejuta Milyar Lembar Daun Lontar (buku sajak, 2020). Ia mendirikan dan mengelola IndonesiaTera, Poplar_Inc., Penerbit Waktu, DuniaTera, Left Studio, Forum Kilometer Nol, dan pernah bekerja untuk majalah Matabaca, Harian Kartika, dan TriBEE Press.

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top