Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi Efen Nurfiana

0



DADAMU SERUMPUN POHON

 

dadamu serumpun pohon

rimbun mengepung

panas-ganas batinku

 

burung cericit terbang menaiki tubuhmu

hinggap pada ranting yang menjulur ketenangan

tetapi aku api, jilat-lidahku

mampu membakar sabarmu yang hijau

 

tiap gugur daun keringmu

aku bersorak-ria tanpa mengingat

luka di tangkai sukmamu

matamu masih damai

seperti ketika pertama kau merelakan jiwamu ranum lebih awal

dan aku lahap membakar sisanya

 

 

purwokerto, 21 juli 2021


 

TANAH KHATULISTIWA

 

tanahku merimba di gemericik hujan

tunas-tunas tegak, tunai di halaman negeri

langitku berbuih rapalan manusia

 

hujan, hujan, hujan

menepi diiris mata

di tanah khatulistiwa

kepentingan terkontaminasi

budaya bercampur tipuan politik olahan negeri

 

lautku bergelombang di antara jala-jala doa

ikan berpisah ruang

terumbuk karang berendam sembarangan

 

hujan, hujan, hujan

menyerang jagad kesombongan

di tanah khatulistiwa

eksplorasi tertata rapi

jabatan tinggi memaki berhari-hari

 

hujan, hujan, hujan

di tanah khatulistiwa

aku berteduh dari relasi dan ketahanan negeri

 

 

purwokerto, juni 2021

 

 


 

KENANGAN

 

jantungku butiran pasir di lutut dan saku celanamu

jika tiba aku kau bilas

aku akan hinggap di aroma sabun

dan kembali mengikutimu menuju pagi

 

menggambar kenangan di dasar mimpimu

meskipun putaran doamu tak berhenti kepadaku

di dalam aku berzikir namamu

 

tepat ketika matahari menyorot asin tubuhmu

aku dihirup-hidupkan sebagai ngiang-ngiang tawa

sekaligus kesedihan yang dibunuh setiap detik

 

dan pada waktu sore berhenti

akulah nyanyian yang dibawa burung menuju sarang

; pulang

 

 

purwokerto, 21 juli 2021


 

MALAM TERGELINCIR

 

malam tergelincir pada basah matamu

sewaktu mendung mengurung

perempuan tak elok rupa meraung

kekasih yang belum lama memesan rahimnya

jatuh-tersungkur dalam dengkur lain

yang bukan miliknya

 

dalam patah hati yang mengelupas

ia lumat waktu dengan asing

malam tergelincir pada basah mata

mengiring ingatan timbul-tenggelam

kekasih yang meremas segala ruang

 

 

purwokerto, 21 juli 2021


 

BOCAH EMPAT BELAS TAHUN

 

seorang bocah empat belas tahun menjadi tua

selepas menonton dirinya dipermainkan senjata

orang dewasa di tahunnya sibuk

mengemas keamanan diri

sedangkan anak-anak mereka dibiarkan belajar membenci

 

tetapi bocah empat belas tahun ini

tidak tumbuh bersama susu ibu

ia hidup dengan musuh dan suara tembakan di dadanya

 

seorang bocah empat belas tahun

setiap hari tertawa dan meronta

dalam permainan senjata milik negara

yang terus menipu soal merdeka

 

 

purwokerto, 21 juli 2021


 

PANDEMI DAN TANGISAN ANAK-ANAK

 

pandemi menelan ibu penjual mendoan

mengunyah tangisan anak-anak

memenuhi perut waktu

 

malam yang hujan

pada adzan pertama

seumpama petir ia menggelegar

menyambar susunan mimpi di tidur kecilnya

 

pandemi merasuk seisi tangisan

menyebarkan aroma kematian

deru-haru di ujung berita

meledakan dadaku

 

di bawah lelampuan

kupadamkan diri

sembari menunggu langit rekah

rumah-rumah semakin pasrah

waktu punah dalam sejarah

 

 

purwokerto, 24 juli 2021


 


 

 

Tentang Penulis

 


Efen Nurfiana, lahir pada tanggal 14 April 1996. Dia bergiat di Komunitas Pondok Pena Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto. Kini dia berproses memperjuangkan Pendidikan Magisternya di UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri. Karya-karyanya termuat dalam beberapa antologi dan koran. Penyair ini dapat dihubungi melalui HP 089638367675; Email nurfiana.efen@gmail.com; Facebook Efen Nurfiana; Instagram @Efennu.

 

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top