Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi Irna Novia Damayanti

0

 


PUISI BAIK-BAIK

 

Re, aku bukan puisi untuk diriku sendiri

Puisiku milik semesta yang basah juga

Tanah yang berdoa menunggu hujan

Maka aku lama memilih buku

Membiarkan waktu gugur

Bersama mata rindu

 

Aku berjalan di trotoar

Sebagai cara memenuhi hajatku

Tidak perlu berkoar karena di jalan besar umpatan klakson saring serang

Suaraku kalah

Telunjukku lemah

Tapi aku tetap berjalan berlahan

 

Re, aku hanya ingin menjadi puisi yang baik

Tentu kau tahu arah yang aku tuju bukan?

 

Purwokerto, 2021


 




MENJADI IBU

 

Kau telah menjadi ibu

Mengasuh beberapa usiaku

Surat-surat yang telah merangkum napasmu

Dengan sabar menasehatiku untuk tidak duduk manis di dalam rumah

 

Kau mengajakku pergi ke kota asing

Meninggalkan cucian kotor dan sayur santan di atas tungku sejenak, lalu

Membaca setiap doa di wajah orang-orang

Kemudian menasehati diri untuk menghapus luka di airmatanya

 

Kau tidak melarangku bercermin

Mengajakku menyanggul rambut

Dan menyapukan bedak ke wajah

Tapi menutup mataku ketika ketakutan dan ketidakberdayaan tergambar di dalamnya

 

Aku berharap

Kau selamanya menjadi ibuku

Memelukku dengan surat-suratmu

 

Purwokerto, 2021


 




PESAN SEBELUM BERTAMU

 

Aku tidak menyarankamu untuk berkenalan dengan waktuku

Waktuku sibuk membayar hutang,

membahagiakan perut

Juga menolong lisan agar mampu berkata

Baik-baik pada kerabat

 

Puisiku hari ini adalah airmata

Yang menjauhkan diri dari doa-doa lalu

 

Jika kau ingin tetap datang maka aku sarankan

Memilih ruang paling belakang

Dekat pintu terakhir

Disana kau akan menemukan hibur kecil di dalamnya

Ada pentas yang tak pernah berakhir

 

"Tuhan masih tinggal dan membacakan kuasanya"

 

Purwokerto, 2021


 




CURUG BAYAN

 

Di sini, kutemukan kasih sayangmu 

Tawa lepas di antara

Baju dan bebatuan basah

Meski resah juga mengalir

Membuat arus-arus kecil

Kaki terpeleset lumut

Menjadikan senyum semakin imut

 

Anak-anak bermain menyelami air

Mengenal gigil ketika terlalu lama berendam dalam kesenangan

 

Lama-lama mereka

Melepas luka

Melepas murka

Mengenali kembali Tuhan dalam dada

 

Pun meminta pulang

Ketika gelisah menempel pada awan yang semakin kelabu

Seperti warna bibir anak itu yang giginya terus bergetar

 

Dan curug masih tetap mengalirkan cerita

Menuju dzikirnya

 

Rajawana, 2021

 


 




DI TEPI SUNGAI ASING

 

Kami mendatangi kasih sayangMu yang

Diiringi tonggeret dan

Juga ricik air

Di sungai yang baru dicatat nama tempat dan alamatnya

Sudah kami niatkan membasuh lelah di alirannya

 

Orang tua hanya menunggu wajah anaknya dari tepi

Melihat kegembiraan timbul dan tenggelam pada kecipak air

 

Semakin sore semakin banyak orang berdatangan

Dan dirasa sungai ini menyempit

Sebab ingatan tidak mengarahkan ke sudut sungai yang lain

 

Meski kebahagiaan belum tuntas terbentuk

Maka kami harus saling membagi tempat setelah terlihat di mata mereka  ada luka yang menggantung di kelopak mata

 

Rajawana, 2021

 


 

MATAKU

 

Telah kuikuti saja permainan dunia lengkap dengan tipu dayanya

Mataku sibuk memandang kegetiran di status teman

Juga memandang instagram, youtube, facebook secara bergiliran

barangkali ada berita mau mengajakku menemukan dunia baru

 

Mataku kuajak rodi

Lantaran kepalaku lapar informasi di luar ruangku

Sementara kumanjakan kaki telinga dan organ tubuhku yang lain

 

Ini memang bukan wujud keadilan

Barangkali memang keadilan telah mengepakan sayapnya

Kabur mencari hiburnya sendiri

 

Di ujung maghrib

Mataku telah kehilangan cahayanya

Gelapnya melebihi malam

Dan dalam sholatku

Tepatnya di dalam takbirotul ikhrom

Aku terbata

Menjelaskan inilah wajahku kepada tuhan

Meski tidak ada yang memata-matai

Sembahyangku dan yang kusembunyikan di balik mataku

 

Purwokerto, 2020


 




ARDI LAWET

:  Syaikh Jambu Karang

 

Mengingatmu,

Aku ingin melangkah kembali

Menemui gemericik air sendang

Membiarkan lelah berjatuhan saat wudlu

Dan segala luka seakan larut terbawa maut

Riciknya lebih indah dari suara penyanyi di panggung-panggung

 

Saat menutup mata, masih kuingat semilir angin mampir membawa pergi gelisah di wajah

Di antara pepohonan meninggi

Telah menutup kefanaan dunia yang

kubangun sendiri

 

Di tanah ini yang siap menumbuhkan apapun

Masih merawat jejakmu yang penuh dengan lillah dan lukaku yang kembali sembuh

 

Purwokerto, 2021





Tentang Penulis

 


Irna Novia Damayanti, lahir di Purbalingga 14 September 1992, beralamat di desa Rajawana Rt 19/07 Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Penulis seorang santri di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto. Alumni  IAIN Purwokerto, S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan PBA dan S2 jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Saat ini penulis belajar aktif di komunitas sastra santri Pondok Pena dan Gubuk Kecil. Penulis peraih penghargaan Apresiasi Pendidikan Islam (API) dari kementerian Agama dan DIKTI sebagai “Penulis Aktif Media” tingkat mahasiswa PTAIN se-Indonesia tahun 2015.

            Karya yang diketahui keberadaannya dan terdokumentasikan yaitu antologi cerpen Sepucuk Surat untuk Tuhan (An Najah Press, 2012), Prosa Liris dan Flash Fiction Dear Allah (Afsoh Publisher, 2013), Flash Fiction Karena Es Campur (Ae Publishing, 2013), Puisi Jelaga (Asrifa Publisher, 2013), Puisi Refleksi Kehidupan (Pena Indhis, 2013), Flash Fiction Ayah dalam Memoriku (Meta Kata, 2013), Puisi Puisi Untuk Negeri (Az Zahra House Publisher, 2013), Flash Fiction The Haunted Night (Meta Kata, 2013), Flash Fiction Kalau Animal Bisa Ngomong (Afsoh Publisher, 2013), Puisi Permintaan Hati  (Ae Publishing, 2013), Puisi Keajaiban Ikhlas (Afsoh Publisher, 2013), Puisi Pilar Puisi (STAIN Press, 2013), Puisi Mushaf Rindu (An Najah Press, 2014), Puisi Aksara Warna (Asrifa, 2014)  Puisi Senarai Diksi  (Pena House, 2014), Puisi Pelangi Syair Sang Penyair ( Fornusa Indonesia, Alfita Colection, 2014), Puisi Semangat untuk Poci  (Raditeen Publisher, 2014), Puisi Cahaya di Langit Gaza (Pena Indis, 2014), Puisi Sembilan Dzulhijah di Arafah (Write With Love, 2014), Cerpen Misteri Jodoh ( An Najah, 2014), Puisi Lentera Sastra II (Sembilan Mutiara, Lentera Internasional, 2014), Puisi Memo untuk Presiden (Forum Sastra Surakarta, 2014), Puisi Rodin Memahat Le Pensure (UKM KIAS, 2015), Puisi Engkaulah Surgaku (Oksana, 2015), Puisi Kupinang Dia Dengan Bismillah (Ihya Press, 2015), Puisi Di bawah Langit Yang Terbakan (Oase Pustaka, 2015), Puisi Kampus Hijau (STAIN Press, 2015), Puisi Puisi Menolak Korupsi Jilid 4 (Forum Sastra Surakarta, 2015), Puisi Tifa Nusantara 2 (Pustaka Senja, 2015), Puisi Puisi Menolak Korupsi Jilid 5 (Forum Sastra Surakarta, 2015), Puisi Pilar Puisi 2 (STAIN Press, 2015), Puisi Puisi Negeri Laut (Kosa Kata Kita, 2015), Puisi Pemantik Mimpi ( Oksana Publishing, 2015), Puisi Bunga Putra Bangsa (Nitramaya Digna Pustaka, 2015), Puisi Memo Anti Terorisme (Forum Sastra Surakarta, 2016) Puisi Membaca Kartini ( Komunitas Joebawi, 2016 ), Pilar Puisi 3 (SKSP, 2016),  Tifa Nusantara 3 (Pustaka Senja, 2016), Puisi Yang Tampil Beda Setelah Chairil Anwar (Yayasan Hari Puisi Indonesia (2016), Puisi Matahari Cinta Samudra Kata (Yayasan Hari Puisi Indonesia, Yayasan Sagang, 2016), Puisi Negeri Awan (Kosa Kata Kita, 2017) Puisi Kampus Hijau 3, (SKSP, 2017), Puisi Madah Merdu Kamadhatu (Nittramaya, Digna Pustaka, 2017), Puisi BuitengZorg (Bekasi, 2017), Puisi The First Drop of Rain (Wahana Resolusi, 2017),  Indonesia Masih Ada Matahari yang Akan terbit (D3M Kail,  2017), Puisi Negeri Bahari (Kosa Kata Kita, 2018), Puisi Epitaf Kota Hujan (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Padang Panjang, 2018), Puisi Jazirah; Jejak Hang Tuah dalam Puisi (Dewan Kesenian Kepri, 2018), Biodatanya juga masuk di buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasa Hari Puisi, 2018), Puisi Pesisir; Antologi Puisi dari Negeri Poci 9 (Kosa Kata Kita, 2019). Esainya juga menjadi catatan penutup pada antologi Pilar Puisi 3 antologi mahasiswa IAIN Purwokerto (SKSP, 2016) antologi FEBISME (SKSP, 2017) dan antologi FEBILOVERS (Cinta Buku, 2018).

            Penulis juga mendatangi undangan acara sastra seperti Launching buku antologi cerpen Sepucuk Surat untuk Tuhan (Purwokerto, 2013, Launching antologi Puisi Dari Dam Sengon ke Jembatan Panengel (Kudus, 2013), Launching antologi puisi Pilar Puisi (IAIN Purwokerto, 2013), Launching antologi cerpen Misteri Jodoh (Purwokerto, Subud, 2014), Launching antologi puisi Rodin Memahat Le Pensure ( Semarang, Universitas PGRI, 2015), Launching antologi Kampus Hijau (iain Purwokerto), Launching antologi puisi Tifa Nusantara 2 (Tanggerang, 2015), Launching antologi puisi Negeri Laut ( Tegal, 2015), Launching Antologi Esai Revitalisasi Sastra Pesantren (Purwokerto, Subud, 2016), Launching antologi puisi Pilar Puisi 3 ( IAIN Purwokerto, 2016), Launching antologi Memo Anti Terorisme ( Purbalingga, 2017), Launching antologi puisi Requim Tiada Henti (Purwokerto, 2017), Launching Negeri Awan (Tegal, 2017), Launching antologi puisi Pohon Damwah 4 (IAIN Purwokerto, 2017), Launching antologi FEBISME (IAIN Purwokerto, 2018), Launching antologi Puisi Pesan Damai Aisyah, Maria, Zi Xing (Purwokerto, 2018), Launching antologi Pilar Puisi 4 (Purwokerto, 2018), Launching antologi Pilar Puisi 5 (Purwokerto, 2019). No Hp. 085726262851, fb Irna Novia Damayanti. 

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top