Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-puisi Ni Wayan Idayati

0



BERITA HARI INI

 

1/

hidup kita hari-hari ini adalah berita utama seluruh dunia

rutinitas statistik dan angka-angka harian

tersaji apik dalam infografik

 

2/

percakapan kita hari-hari ini adalah ambang cemas

berita kematian berkejaran suntikan demi suntikan

ruang tunggu dan nomor antri vaksinasi

 

3/

masker dan antibodi juga kamar isolasi mandiri

suplemen hingga obat-obatan tak henti

mencegah mati; hari ini

 

 

2021


 

 



RUANG MAYA

 

1/

kata-kata yang melompat

tak kunjung menemukan dirinya

 

2/

percakapan di seberang layar

di gerbang sang waktu nanar

tak henti berpendar

 

3/

memasuki ruang dalam gawai

silih berganti tamu datang dan pergi

aku yang ini atau aku yang itu

saling lalu 

 

 

2021


 

 



PESAN SINGKAT

 

Pesan-pesan mengigau sambil lalu    

berdenting di jendela apung

Seseorang enggan berbalas kabar

Dan sahabat berkali mengirimkan keluhan

tentang kekasihnya yang pergi

 

Kenangan tergesa

berlompatan di sela jemari

Orang-orang bergegas

laju kereta laju waktu

                        tapi bukan diriku

 

Sampai kapankah

kita merasa terasing

dari diri sendiri

 

 

2021


 

 



LAYANG-LAYANG

 

1/

percakapanku dengan lamunan

gulali terjatuh di pematang

petang melayang pulang

 

2/

pesan-pesan dari kampung halaman

berselisih jalan dengan foto kekasih

dari negeri seberang

 

3/

angin bersahutan di kejauhan

dari pematang silam atau mendatang

silih bergantian datang

 

 

2021


 

 



WAJAH IBU

 

1/

wajah ibu adalah gurat paling tabah

doa hangat sepanjang subuh

penjaga dalam tidurku

 

2/

wajah ibu adalah ingatan pada selembar jurnal

berbait-bait puisi tak selesai

mengantar jalanku ke gerbang kehidupan

 

3/

wajah ibu adalah siaran televisi tak putus-putus

sekuen-sekuen fiksi dan citra

lakon hidup di ambang batas renungan

 

4/

wajah ibu adalah wastra aneka corak

elok terjalin tersepuh waktu

terpilin bersama hampa usia

 

 

2021


 



 

JALAN MENUJU RUMAH

 

di rimbun pilu masa lalu hari ini

mimpi masa kecil melerai diri

 

pada setiap palang kutuliskan nama

igau racau anak hujan gembala kemalaman

mencari petang riang dari buku harian silam

 

kepada siapa waktu menunjukkan arahku

mimpi masa kecil melerai diri

 

 

2021


 



 

SUNGAI MASA KECIL

 

aku adalah sungai masa kecil

selalu berseberangan dengan riak kata

dengan nasib baik

 

sungai masa kecil

tempat penyair kecil melipur

enggan bersua petang yang remang

tak ingin bersimpang arah

 

sungai masa kecilku

mengaliri retak-retak masa lalu

menemui lagi ingatan diriku

 

 

2021


 

 



DARI PALMERAH

 

apalagi yang dimiliki kota ini

selain waktu sesat dari halte ke halte

ingatan yang melintas pada setiap jendela

tak kunjung sampai pada pintu yang dituju

 

masa depan adalah gadis kecil murung

kau tak mengenalinya

kau tak akan mengingatnya

 

 

2021


 

 



BATAVIA

 

Sebatang pohon tua di tikungan

seperti kota yang kehilangan kekasih

jalan jalan kecil di kampung jauh

jadi bayang penuh patung-patung lilin

 

Mereka tinggalkan kotanya

rumah rumah kastil

            bendera setengah tiang

nyanyian keroncong dari kafe kecil pinggiran

 

Balada paruh masa lampau

potret di rumah para noni

ingatan di Batavia

gedung tua kini pusaka kota

 

Di seberang stasiun

lelaki tua menawarkan ojek sepeda

sambil mengocehkan setiap tinggalan

                                 bandar besar dan pelabuhan

tempat pertama sejarah bermula

 

Ingatan pada sebatang pohon tua

dan mereka yang rindukan tanah kelahiran

meski hanya pekarangan kecil

warisan seorang Tuan

 

 

2019


 



 

KAFE BIRU DI SEBUAH JALAN KOTAMU

 

hanya gadis pirang itu yang masih setia

duduk di bangku kayu

menyeruput teguk kopi terakhir

bercerita tentang petang dan lelaki pengigau

 

di jendela biru itu waktu kehilangan teguknya

 

 

2021


 

 



Tentang Penulis


 

NI WAYAN IDAYATI, dilahirkan di Denpasar, 14 April 1990. Dia menulis puisi, esai dan berita jurnalistik. Puisi-puisinya  pernah diterbitkan di Pikiran Rakyat, Bali Post, Lombok Post, Radar Banyuwangi, Jurnal Bali Sruti, Jurnal Le Banian (Prancis). Esai-esainya dimuat Kompas.id, Koran Tempo, Tribun Bali, Majalah Esensi & Nuansa (terbitan Badan Bahasa), Bali Tribune dan Katarupa.id. Bersama Komunitas Sahaja Denpasar dia aktif dalam kegiatan kesenian, kebudayaan, dan diskusi sastra, serta pembinaan komunitas kreatif.

 

Tahun 2020 dia meraih Juara Utama Lomba Penulisan Kritik Seni yang diselenggarakan ISBI Bandung. Dia lolos seleksi sebagai Penulis Emerging pada Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2021. Dia diundang dalam Festival Sastera Internasional Gunung Bintan, Kepulauan Riau (2019). Karya puisinya juga terpilih dalam antologi buku "Matahari di Bumi Blambangan" - Cerpen & Puisi Pilihan Radar Banyuwangi 2018. Pada tahun 2018, puisi-puisinya lolos sejumlah kurasi antologi puisi dan temu penyair, antara lain: Pertemuan Penyair “Dari Negeri Poci 8: Negeri Bahari” di Tegal Jawa Tengah; antologi “Senyum Lembah Ijen” dan Kemah Sastra Nasional di Banyuwangi; Pertemuan Penyair Asia Tenggara 2018 di Padang Panjang; Pertemuan Penyair Nasional di Pematangsiantar; antologi puisi bersama “Perempuan Memandang Dunia” oleh Komunitas Sangkar Buku di Mojokerto dan antologi puisi bersama “Perempuan Bahari” (2019).

Diundang dalam Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) VI di Jambi (2012) dan Bali Emerging Writers Festival (BEWF) 2015, sebuah festival sastra tahunan yang merupakan bagian dari program Ubud Writers and Readers Festival (UWRF). Masuk dalam Antologi Penyair Terpilih Dari Negei Poci 6: Negeri Laut (2015), 39 Penyair Terpilih Lomba Cipta Puisi “Di Bawah Payung Hitam” Proyek Seni Indonesia Berkabung (2015), 50 Puisi Terpilih Lomba Cipta Puisi Nasional Komunitas Kopi Andalas (2013), 5 Besar Terbaik Lomba Cipta Puisi se-Nusantara (SCKS), serta 6 Besar Puisi Terbaik RBSCKS (2012) yang diadakan Fakultas Sastra Udayana (2012).

 

Puisi-puisinya terhimpun pula dalam Buku Antologi Puisi Bersama: “Dendang Denpasar, Nyiur Sanur” (2012), Antologi Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI “Sauk Seloko” (2012), Antologi Puisi Bersama Lomba Cipta Puisi Komunitas Kopi Andalas (2013), Antologi Puisi Dari Negeri Poci 6: Negeri Laut (2015), Buku Antologi “Dari Gentar Menjadi Tegar” Komunitas Bergerak Seni Indonesia     Berkabung (2015), Buku Antologi Puisi “Klungkung” (2016), Buku Antologi Hari Puisi Indonesia 2016 “Matahari Cinta Samudera Kata‟, Buku Antologi Puisi-Puisi Spritual dan Sosial “Kavaleri Malam Hari”, diterbitkan Abdurrahman Wahid Centre UI (2017), “Dari Negeri Poci 8: Negeri Bahari” (2018), “Senyum Lembah Ijen “(2018), antologi puisi “Epitaf Kota Hujan” (Pertemuan Penyair Asia Tenggara di Padangpanjang, 2018), antologi “Perempuan Bahari” (2019) dan lainnya. Antologi puisi tunggal pertamanya berjudul “Doa Ikan Kecil” terbit tahun 2019 (Yayasan Sahaja Sehati).

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top