Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-Puisi Fajrul Alam

0

 


KOPI LELET

 

Lalat tak sekali mencicipi kopi

Apalagi secangkir kopi lelet

Kopi yang mungkin pembuatan

atau penyajiannya kepalang lamban

 

Kopi lelet tersaji sehabis

meniti bermacam aksi:

1. Bersuci dari sedih

2. Berbakti kepada sunyi

3. Menutup segenap kenangan

4. Menghirup harapan dan

5. Mensyukuri hidup yang hanya menunda tagihan

 

Mari kita ngopi...

Selamat hidup kembali...

 

Purwokerto, 22 Februari 2021

 


 


SETIAP DETAK

 

Rindu disiplin menjalankan tugasnya

di kala pecinta diselimuti

pekatnya malam

dan derai hujan

 

Di waktu itu juga kenangan

yang merekah di dalam kening

telah matang sempurna

oleh waktu dan jarak

 

Ribuan kata, frasa, kalimat, dan klausa

yang mencuat dari setiap detak jantungnya

Ia curahkan di lembaran-lembaran waktunya

dengan hati dan kehati-hatian

dengan amin dan iman

Guna jadikan bahan

cerita anak cucu di kemudian.

 

Purwokerto, 13 Desember 2020

 

 


 

KOPI DANSA

 

Berdansa kopiku

Ke kiri ke kanan

Ditemani lagu gemu fa mire

Putar ke kiri putar ke kanan

 

Di tengah kerumunan

kopiku tak hendaknya

diam saja dan menyimak

percakapan orang-orang

 

Di sela-sela terbahak-bahak tawa

Kopiku mendongak tajam dan muak:

Mengapa kau sebegitu sibuk mengkritik

gerak-gerik semut kecil

yang berbaris di dinding

Sedang lupa mengkritik

mulut masing-masing?

 

Purwokerto, 2020

 

 



CUKUP

 

Cukup kukecup bibir cangkir

yang terkandung di dalamnya

Kopi, kamu beserta puisi.

 

Mengapa demikian?

 

Karena kangen, afdhalnya disandarkan

pada secangkir kopi

Juga karena aku sadar

Dasar setiap secangkir kopi

adalah kenangan akanmu

dan selamanya

Kamu pasti hendak beranjak abadi

dalam sebait puisi.

 

Purwokerto, 2020

 

 

 

 

BERTANDANG KE RIMBA HATIMU

 

Waktu aku bertandang

Ke rimba hatimu

Kau lagi ribut bertanding

Melumatkan rindu

 

Kau begitu takut

Ketika sunyi merenggut

hatimu yang kuyu

di malam minggu

 

Itu karena kau terbiasa

Membasuh hatimu

dengan air mata

yang tak jarang berbuah sia-sia

 

Purwokerto, 18 Januari 2021

 

 

 


SAJAK MALAM

 

Malam panjang

Bulan telanjang

Bintang gemintang

riang gemilang

 

Ranum senyummu merangum

malam, kopi, dan hati

yang terangkum

rapi dalam sepi

 

Bulan terus lembur

Sedang hatiku lebur

Oleh sepasang matamu yang tak libur

Bekerja nonstop di ingatanku

Bahkan di hari minggu

 

Purwokerto, 3 Maret 2021 

 


 


SAYUR KANGKUNG

 

Menatap kangkung

adalah menyesap masa lalu

bersama segaking yang bersimpah

sambal kecap

 

Sambil merekatkan

kembali semangat

di sela-sela

waktu istirahat

 

Aku melihat sayur kangkung

berkibaran pada sepasang

mata pedagang asongan

yang dikekang jaman

 

Disungginya sungguh-sungguh

doa-doanya yang singgah

di kelopak matanya

serta mimpi-mimpi yang terjerembab

di tiap-tiap keriput kulitnya

Tidak lain tidak bukan

semata untuk buah hatinya

yang berbuah di hatinya

 

Purwokerto, 15 Januari 2021

 

 


BUMBU PECEL

 

Ibu berterima kasih sekali

pada kayu dan api

yang telah memberkatinya

di remang pagi

 

Ibu menabur kasih berkali-kali

pada setiap-setiap nasi,

bumbu pecel, sambal terasi

dan tahu isi.

 

Kemudian mengguyurkan

bumbu pecel pada hati anaknya yang kian

diunyel-unyel

digeprek keadaan

 

Purwokerto, 24 Desember 2020 



 

NASI UDUK

 

Karena nasi uduk tekun

beraduk dengan santan

Rindu menjenguk santun

duduk manis dengan kenangan

 

Nasi uduk dimasak dengan santan

Dimakan dengan santun

Doamu mengenyangkan, sayang...

Kecuali yang linglung dan yang limbung.”

 

Purwokerto, 2 Maret 2021

 


 


NASI KUCING

 

Kucing tak suka nasi

Tapi dirinya bersyukur berkali-kali

sanggup mewakili sebungkus nasi

yang ditelisik

ditelusuri

dicari-cari

di angkringan di malam hari

untuk melerai hati

 

Nasi kucing dan Angkringan

tak sudi datang di siang terang

Melainkan di pekat malam

yang suntuk oleh kangen beserta kenangan

Katanya, supaya manusia

Sehat batinnya seraya kuat senyumnya

 

Purwokerto, 3 April 2021

 





Tentang Penulis


FAJRUL ALAM, lahir di Kebumen, pada 15 Februari 2001. Perjalanan menimba ilmunya yakni, MI Ma’arif Adikarso, MTS Al-Iman, MA Al-Iman Purworejo. Sementara sekarang masih berjibaku dalam misi perburuan ilmu di UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokwerto. Semoga ia senantiasa diberikan umur dan ilmu yang bermanfaat, serta diberkati gairah berkarya yang berapi-api. Karya-karyanya pernah masuk dibeberapa buku antologi puisi, seperti Khatulistiwa (Kosa Kata Kita, 2021),  Reminisensi (SIP Publishing, 2020), dan Senja di Pelabuhan Kecil (Penerbit Kertasentuh, 2021).


Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top