Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-Puisi Ramadhan - Lebaran (Bagian Pertama)

0


Puisi Efen Nurfiana

RUMAH

 

maghrib yang sumringah baru saja padam

rentetan hari dan keteduhan tua

berjalan memasuki rumah-rumah

 

air mata berkelabatan mengeluhkan malam-malam panjang

takbir lebaran mengepung

kujang-parang menyambit kepala

seekor ayam jantan telanjang terpotong-potong

di atas meja makan

 

sewaktu pangkal subuh terkikis

seorang anak di rumah itu

mengenyahkan isi dadanya

menuju lapang batin ibu

 

Purwokerto, 2022




 

Puisi Efen Nurfiana

DI HARI INI

 

hari ini gadis itu menyapu kampung halaman

setelah berbulan-bulan sibuk menadah uang

dari punggung metropolitan

tubuhnya yang lungkrah telah lama ia simpan

dalam peti kesabaran

 

tetapi tepat hari ini, bebatuan memergoki air matanya buncah

tumpukan letih menari-nari di permukaan wajahnya

tepat hari ini, Idul Fitri merangkul

batu nisan milik ibunya menyembul wewangian

ia damai di dalam pelukan

 

Purwokerto, 2022





Tentang Penulis

EFEN NURFIANA, bergiat di Komunitas Pondok Pena Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto, dan Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu). Kini ia memperjuangkan Magisternya di UIN Saizu. Karyanya termuat dalam beberapa antologi, koran dan media online. Facebook Efen Nurfiana. Instagram Efennu.





Puisi Zakiyyatul Fuadah

TIAP-TIAP BERBUKA

 

tiap-tiap berbuka

aku berpuisi sajak segala riang, dan

aduan sendok garpu

menimang-nimang penuh masakan padang

sepiring suka, segelas kembung

sesungguhnya miskin kekeringan

sungguh kering kata-kata

sungguh haus kerongkongan, sungguh

perutku keroncongan minta kurma dan anggur

 

tiap-tiap berbuka

puisi ialah

suguhan sugih dari zat yang mahakasih

lelantunan dzikir, juga

pujian maghrib

merambah seluruh ruang

mencukupi doa-doa

 

petang tiada tanding

tiadalah puasa penuh genting

apa puasa hari ini dihitung olehmu

apakah kita manusia yang udzur pahala

sajak kesana kemari

puisi menjadi kembang desa-desa, dan

keanggunan menerka-nerka

sebab kata punya arti

 

Purworejo, 27 April 2022





Tentang Penulis

ZAKIYYATUL FUADAH, lahir di Purworejo, 18 April 2003. Saat ini sedang menuntaskan kuliahnya di Universitas Jenderal Soedirman. Mahasiswi jurusan Sastra Indonesia ini lebih suka menyendiri sambil ngopi dan membaca. Tiga tahun silam tepatnya saat Tsanawiyah, ia habiskan waktunya untuk nyantri di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta, lalu menamatkan Aliyah di MAN Purworejo. Ia bergiat sastra budaya di SKSP (Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban) UIN Saizu Purwokerto.





Puisi Eka Yuli Andani

BEDUG

 

Suara bedug mulai menggelarkan jamuan pada

Penghujung dahaga yang

Sepanjanag siangnya bekerja

membangunkan mimpi raja

Dia membangkitkannya ketika mata terpejam dan

Jasad masih tergeletak di pangkuan empuk istana

 

Dendangnya mengiringi asmaul husna yang

Didawamkan oleh sederetan makhluk berbau surga

Untuk menyemarakkan alam

Ketika penghuni langit dan galaxy saling bertasbih

 

Suara bedug berhenti nyaring

Saat raja dan sang permaisuri tengah menikmati

aroma hidangan di meja sajian

Sedang para dayang diperbolehkan

menengok keluarganya beberapa menit

Sampai suara bedug kembali diperdengarkan

 

Banjarnegara, 27 April 2020





Tentang Penulis

EKA YULI ANDANI, kelahiran Klaten. Beralamat di Desa Tanjungtirta, Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah. Eka adalah mahasiswa PAI dan bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto. Puisinya juga terhimpun ke dalam antologi: Kelopak Cinta Bidadari (2018), Pilar Puisi 5 (2019), Imajinasi Aksara (2019), Senja (2019), Menenun Rinai Hujan (2019), Potret Kehidupan (2020), Mata Air Hujan di Bulan Purnama (2020), Perempuan Ghirsereng Kumpulan Sajak Penyair ASEAN 3 (2020), Antologi puisi khas sempena pertemuan dunia Melayu 2020, dan Hujan Pertama di Bulan Purnama (2021). Beberapa sajaknya pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Korea oleh Prof. Kim, Young Soo, Ph.D., dan dimuat dalam website Siwa Sanmun Korea Selatan (SISAN). Fb: Eka Yuliandani. Hp: 082324478916.





Puisi Mauliya Nandra Arif Fani

TAMAN-TAMAN SURAU

 

Kepakkan kaki mengalun sampai ke surau

Ditimpa sinar emas penuh silau

Nafas dan nadi bergandeng melintas ranjau

Iman di hati tergugah dari menggigau

Tergusur dari galau

 

Mendengar setiap manisnya gurauan bocah

Dalam keriangan tak terarah

Langkah-langkah mungil menginjak sajadah

Hiruk pikuknya tidak kenal lelah

Agar hidupnya kelak sederhana nan mewah

Berkubang bersama dalam gaung pembawa berkah

 

Getaran merdu melebihi nyanyian cinta

Satu kata alif ba ta

Menjadi dongeng terindah sepanjang senja

Menjadi khas yang berselera

Tiada lagi jeritan di dada

Seakan lepas semua dari sakitnya

 

Taman taman surau kini berhias kelopak mayang

Terima kasih, anak-anak sayang

Membuat mataku remang-remang

 

Purwokerto, 2018





Tentang Penulis

MAULIYA NANDRA ARIF FANI, berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Sekarang dia menempuh pendidikan S1 di UIN Saizu Purwokerto, Pendidikan Agama Islam. Dia anggota di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP). Karyanya dibukukan dalam antologi Mata Air Hujan di Bulan Purnama; antologi 100 puisi terbaik Lomba Cipta Puisi ASEAN IAIN Purwokerto; antologi Pilar Puisi 5; 100 puisi terbaik Lomba Puisi Nasional Antologi Kata; 250 puisi terbaik Lomba Puisi Sahabat Inspirasi Pena. Dia pernah jadi juara 3 Lomba Puisi Nasional Event Hunter Indonesia sehingga berkesempatan melakukan kunjungan sastra ke Singapura. No. HP 085726377842; Email: mauliya.nandra@gmail.comFacebook Mauliya Nandra Ariffani; Instagram @mauliyanandra.

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top