Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

In Memoriam : Puisi untuk Buya Syafii Maarif karya H. M. Nasruddin Anshoriy Ch.

0


PELAYATAN AGUNG

Ode buat Buya Syafii Maarif


Pada lembayung Jum'at ini

Rindu yang renta kurias dalam doaku

Dengan mata berkaca-kaca

Kudekap duka di palung jantung


Buya, senjamu menjamah jiwa

Menjulurkan jemari sunyi

Di haribaan kalbu


Ketika anak-anak bangsa sedang meratap-ratap

Engkau berlalu dengan harum gaharu

Menjadikan puisi-puisi ini yatim-piatu


Dwi windu yang lalu

Kota ini luluh-lantak diguncang gempa

Hari ini tepat tanggal 27 Mei

Kepergianmu adalah gempa yang menerjang dada


Kusuap senyap di Jum'at suci

Kumamah resah dari takziah abadi


Buya, ijinkan aku berduka

Dengan tabur bunga harum doaku

Ijinkan aku bersaksi

Pada putih kapas amal ibadahmu

Dengan sayap-sayap cinta yang membelah cakrawala


Gus Nas Jogja, 27 Mei 2022 





Tentang Penulis


H.M. NASRUDDIN ANSHORIY CH. atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, H.B. Jassin, Mochtar Lubis, W.S. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dan lainnya.

 

Tahun 1987 menjadi Pembicara di Forum Puisi Indonesia di TIM dan Pembicara di Third’s South East Asian Writers Conference di National University of Singapore. Tahun 1991 puisinya berjudul Midnight Man terpilih sebagai puisi terbaik dalam New Voice of Asia dan dimuat di Majalah Solidarity, Philippines. Tahun 1995 meraih penghargaan sebagai penulis puisi terbaik versi pemirsa dalam rangka 50 Tahun Indonesia Merdeka yang diselenggarakan oleh ANTV dan Harian Republika.

 

Menulis sejumlah buku, antara lain berjudul Berjuang dari Pinggir (LP3ES Jakarta), Kearifan Lingkungan Budaya Jawa (Obor Indonesia), Strategi Kebudayaan (Unibraw Press Malang), Bangsa Gagal (LKiS). Pernah menjadi peneliti sosial-budaya di LP3ES, P3M, dan peneliti lepas di LIPI; menjadi konsultan manajemen; menjadi Produser sejumlah film bersama Deddy Mizwar. Tahun 2008 menggagas dan mendeklarasikan berdirinya Desa Kebangsaan di kawasan Pegunungan Sewu bersama sejumlah tokoh nasional. Tahun 2013 menjadi Pembicara Kunci pada World Culture Forum yang diselenggarakan Kemendikbud dan UNESCO di Bali.


Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top