Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-puisi Kartawijaya

0


Portofolio Macapat

 

1. Maskumambang

 

di sini aku menari

dalam air penuh kasih

bukan di sungai atau di laut

bukan di telaga penuh lumut

sayang yang mesra

menjagaku dari senang dan duka

menari

tak henti

menari

hingga dasar hati

 

 

2. Mijil

 

hanya tangisan

sisanya adalah lalu lalang

 

 

3. Sinom

 

memanjat tangga tebu ke bumi

memeras perih

setiap tapak

penebusan

setiap gerak

bertunasan

 

 

4. Kinanti

 

membaca epigraf di langit

hanya awan, berganti gambar

binatang dan pohonan

 

jiwa yang haus

terus meniti

pelipir pemahaman

ke mata air kesunyian

 

 

5. Asmarandana

 

bunga di hatimu

mekar oleh lagu

bunga di hatiku

puisi teduh

 

 

6. Gambuh

 

tersambung dan terputus

nyatanya permainan

itikad untuk terus

dibentur ombak legam

 

benar padaku salah padamu

benar padamu salah padaku

terjatuh bergantian

saling membangunkan

 

 

7. Dandanggula

 

kita tak mengambil yang ditawarkan

setelah tahu ada halilintar

yang mengintai di balik kesunyatan

 

biarlah langit terang dan temaram

kita hanya berdendang dan menyulam

 

kita tak perlu merampas

yang berkilau sebagai kapas

atau kuning bercahaya

yang membuat liur membuncah

 

biarlah untuk nanti

anak cucu yang menanti

 

 

8. Durma

 

yang datang padaku tak akan abadi

hanya sekelebat, sebelum berpindah lagi

seperti suara burung

merembes ke dalam mimpi

mempermainkan waktu dan ilusi

dibekap bunyi

 

nafsu yang fana

redup dan menggelora

mencetak bayangan

menjadi kepemilikan

hilangkan

lepaskan

mengikuti putaran

tanpa aduh dan gumaman

 

 

9. Pangkur

 

aku tak meminta

untuk tidak sial atau tidak rugi

aku hanya berjanji

menerima seluruh denyut ini

sebagai tetes limpahan

dari kebeningan

 

 

10. Megatruh

 

beberapa orang pergi bersama raga

tak terdata oleh tanah

sementara sebagian

dipisahkan dalam perjalanan

diiringi doa dan nyanyian

dari nada kehilangan:

—dan kita

    masih di sini

    menanti

    sendiri sendiri

 

 

11. Pucung

 

hanya pada ingatan

kita mengenang

harum bunga dan manis buah

berwujud entah

 

sesekali terlihat setitik air mata

pada ujung daun jambu

semua sudah terpisah

huruf menjadi kelu

 

Januari 2019





Tentang Penulis

Kartawijaya, alumni Sastra Indonesia Unpad adalah pengalun cello betot pada Keroncong Rindu Order. Buku Sehimpun Sajak Membran terbit Juli 2022 oleh penerbit Mata Pelajar Indonesia.

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top