Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-puisi M. Hendry Agus Riyanto

0


 

SELEMBAR KISAH KAIN BORDIR

 

1/

Mulanya Ia melangkahkan kaki

tajam jarum;  setiap tangkai kain yang ditapakinya,

Tepian kain dan semua benang

bergembira; betapa  warna yang membelai

tiap benang,  tertawa ketika kakikaki mungil lewat

di atas lamunan penantian  sakral.

Kelak muncul di antara celah harapan jarum,

Lalu  benang  kusuma  mekar dari tubuh usia

benangbenang  hikayat bersabar menunggu,

dan mereka  menyebut  penantian

di sela rindu dan temu.

 

2/

Ia memasrahkan benang pesakitan, pada embun

Mulai terasingkan dari belaian mesra daun.

Embun jatuh ; menghadap pada keteguhan tanah kering.

Sebelum ungkapan pesakitan tersampaikan

pada kain yang lain;  terlebih dahulu memeluknya.

 

3/

Ia menyusun sisa benang menemui kain seberang

Dalam ritus pertemuan, kakikaki jarum berlarian

Menyulam kain; mencipta naskah hikayat

Di atas ratapan nasib , tertutup oleh tusuk rantai

membuat tangkai, batang, ataupun membuat garis

pembatas pada tiap kisah haru perjalanan pesakitan.

 

Banyumas, 2021

 




TITISAN

 

/1/

Dari balik senyuman, getaran itu kian menguat, mengaitkan dua hati yang terbebas dan membebaskan dirinya dari penjara rindu, merindang dendang penebar sabar. Kian menyebar luas memenuhi segala yang bernama, bernyawa.

 

/2/

Satu pintanya kepada pemberi cinta, kuatkan jiwa, manakala perpisahan, menemui. Lekas sembuh radang yang menghadang, tertendang sesekali oleh mimpi yang tertambat dan menambatkan dirinya dalam satu ikatan kasih. Mengisahkan dua insan yang kasih mengasihi.

 

Banyumas,  2020

 




PENGABDI

 

Seorang datang dengan tangan menggenggam gendam. Meredami ajian pangeran negeri seberang. Salah satu mantranya meyakinkan, dengan  kain batik bercorak carukan kayu. Mengkhayalkan angan dari tiap lipatan kainnya. Kian melarung di atas lara. Terciptalah gendam pengabdi kasih , yang lelah, kalah dalam perundingan,  pertandingan  cintanya.

 

Banyumas,  2020

 


 


CAHAYA PENUNTUN

; Aba zahro

 

Berkisah seorang pengembara,

tersesat jauh dalam rimba hutan.

Dalam payahnyaa, ia membuka lembaran

ingatan; kenangan bersamanya.

Seketika tubuh mendingin ,

merindukan kekasih penyejuk hati; penuntun jiwa.

Pengembara pun  mengemis, menghinakan diri

dengan harapan  bertemu muasal kerinduannya itu.

 

Saban malam dalam rimba hutan,

harapan itu senantiasa dipanjatkan.

Pengembara kosong jiwa,

 lantaran teramat jauh menjelajahi jarak,antara ia dengannya

 

Masih membekas dalam kenangan,

pesan yang mengalir dari muara sungai hikmah itu,

Tiap riakan yang mengalir,

jatuh pada tampuk pengetahuan, berenang di bening air petuah.

 

Izinkan  air mata meluruh lantaran mengingatnya.

Sebagai hujan , jatuh di atas tanah kering kemarau penuh debu.

Sebab, kemarau panjang telah mengeringkan  air hikmahnya

 

Tiap senyuman membekas, memberikan nasihat dari kejauhan

Mengharapkan jiwa bersanding dengannya.

Bagaimana mungkin cinta dan rindu teramat mengikat ini ,

Dapat melapaskan tali ikat,

hanya dengan memandang dalam jarak?

 

Leler,  2020


 



ASMA KEKASIH

 

Sebuah nama mengalunkan rindu, merindang dalam tetumbuhan asma kekasih dalam hati, tiap cabangnya menentang raja nafsu dalam jiwa mereka.

Aku memuji pada Dzat yang menjadikannya cinta dalam diri, berderai kerinduan pada pemilik. Sebab kasih yang mendiami, melarutkan pahitnya jarak. Mereka Telah mewujud jarab di atas petilasan kesal, sesal membumbung kan berbagai raut cinta paling paling dalam samudra hatinya

Cinta telah melahirkan dirimu, sebelum aku menyelaminya. Menyalami setiap embusan napas terengah-engah dari pengejaran di atas deburan sholawat itu. Aku berlari  mendekap kekasih bayangan. Bayak dalam menempuh perjalanan jauh melelahkan, menghimpunkan dirinya dalam majlis cinta.

 

Banyumas, 2020

 


 


DI BALIK KEMERDEKAAN BANGSA

 

Baju veteran yang warnanya berubah

bunga putus dari tangkai, tersungkur 5 hari itu.

Kau masih setia merawat.

 

Ada jantung yang berdebar di atas rajutan kain lusuhmu.

Ada suara parau, yang siap mengisahkan gagahmu,

 maju bersama  senjata dalam tekadmu

 

Baju veteranmu masih tersimpan,

dalam lemari penyimpan kenangan

Bajumu senantiasa berkisah ,

pada tiap sapa  dalam buaian sepimu

 

Saat Merah putih mengudara, menunjam  langit. 

air mata perjuangan di  tubuh senjamu meluruh

Pada tubuh lusuh.

Bermandikan keringat kemarin.

 

Pada air mata yang menggenang

Membasahi mata sayumu

Kau begitu khusyu’ merawat,

sesuatu yang kau sebut pataka kebanggaan

 

Leler,  2022




 

NASIHAT BUNGA KAMBOJA

 

Pohon kamboja tengah mengeja tiap bunyi tangis

merekahkan kelopak ajian di tiap tampuk putik harapan,

kumbang datang, di atas dahan layu tak bernapas

 

Dalam tubuh kamboja kau duduk bersimpuh

meratap nanar, tanah basah bergunduk itu

 

Nasihat bunga Kamboja tersingkap, tersungkur

seorang wanita penebar sabar, mengasuh asih anaknya.

sedang, kekasihnya  bersanding dengan kamboja,

bersemayam dalam tubuhnya

melarungkan impian  wanita penebar sabar

 

Banyumas,  2020

 




BELAIAN KASIH

 

Di ujung penantian sana

kau nampak terburu-buru,

membawa bingkisan luka liku hidupmu

Laila,  kemanakah kau akan pergi?

akankah kau menjauhi belaian  cintamu

sedang rindu teramat mengikat, mengakar kuat

merambat melewati tubuhmu yang  kering

lantaran rindumu pada kekasih

 

Laila, akankah kau lari mengejar cinta?

atau bertahan menahan rindu?

kekasih yang kau kagumi,

tak kunjung datang menjemputmu

tuk membangun kembali bangunan kasih

berasaskan kemilau maghligai cinta

yang dari dulu kau rawat itu.

 

Ingatanku masih basah

ketika kau memunguti sisa tangisan

di antara kerinduan yang mengeringkan tubuhmu

Hujan air mata senantiasa kau suguhkan

membanjiri pilu dalam penantianmu

 

Kini, kemana lagi kau akan pergi laila?

simpanlah rindumu, lewat dzikir

temuailah kekasihmu, dalam lautan mimpi.

tunaikan kisah kasihmu,

bersama untaian doa

pasrahkan dirimu  kepada-Nya

 

Banyumas,  2020

 




Tentang Penulis


M. Hendry Agus Riyanto, lahir di Banyumas, 8 Desember. Masih berstatus mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) UIN Prof. K. H. Saifudin Zuhri Purwokerto. Berproses sebagai Wakil Ketua HMJ PBA 2021 dan  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD DEMA FTIK 2021/2022). Santri Alumni Pondok Pesantren At-Taujieh al-Islamy 2 Andalusia,  Kebasen ini merupakan Koordinator Biro Wacana Keilmuan Rayon Tarbiyah 2021/2022.  Puisinya pernah dipublikasikan di  Radar Mojokerto, Koran Kopri, Harian BMR Fox,dan Majalah Simalaba.  Antologi puisi  bersama  Semua Menutup Pintu untuk Duka Kota (2020), Antologi puisi  bersama Kebaya Bordir untuk Umayah  (2021), Antologi puisi  bersama  Puisi Millenial Harlah HB Jassin (2021) , Antologi puisi  bersama Memorabillia (2021),  Antologi Cerpen bersama Duka Bumi Pertiwi (2020), Antologi Essai Pendidikan (2020). Ig:@mohammad.hendry_. Wa: 083824826584.

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top