Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Esai Yang Bok Im

0


MEMOTONG DAHAN POHON

 Oleh : Yang Bok Im  

 

Aku menerima sebuah kelati yang pegangannya warna merah dari kenalanku sebagai hadiah. Katanya, kelati itu adalah barang peninggalan ayah mertuanya yang meninggal dunia baru-baru ini. Di kotak barang-barang milik almarhum, sekitar 70 buah kelati ditemukan dan meninggalkan misteri bagi keluarga yang berduka. Salah satunya datang kepadaku.

Kelati itu menimbulkan berbagai pikiran. Sambil memotong cabang pemikiran yang bermacam-macam, teringat sebuah cerita orang Yahudi.

Setelah menghadiri upacara pemakaman seseorang, bersama dengan murid-muridnya, seorang Rabbi (pendeta Yahudi) menanyakan,  

“Apa yang kamu lihat?”

Seorang murid menjawab bahwa dia melihat uang, yang lain katanya melihat kebajikan, dan murid yang lain lagi, menjawab, ia melihat peti jenazah.

”Apa yang Bapak Rabbi lihat?”

“Aku melihat kematianku.”

Kematian adalah surat likwidasi yang khidmat terhadap kehidupan. Setiap bagian likwidasi memperlihatkan jejak kehidupan secara terbuka. Itu bisa jadi daftar evaluasi kehidupan. Katanya, kehidupan tidak ada superioritas dan inferioritas, tapi dievaluasi secara nyata. Mereka yang tertinggal memiliki kesempatan untuk menghitung likwidasi sementara di depan cermin kematian orang lain dengan sungguh-sungguh. Mereka akan memiliki gunting di dalam hati masing-masing untuk memperbaiki kesalahan dan mengatur dahan nafsunya.

Semakin hari semakin sulit aku memegang gunting, karena sering menghadapi kegagalan total akibat dipotong dengan sudut pandangan pribadi. Dengan kata lain, perlunya usaha untuk memandang ke depan jauh sambil mundur beberapa langkah ke belakang. Sangat diperlukan teknik yang terampil. Apakah ada keseganan seperti ini pada masa muda lampau? Selama ini, aku menggunting tanpa ragu-ragu, hanya mengikuti perasaan dan emosi. Seperti halnya sama dengan hubungan dengan orang lain yang tak berhati-hati.  

Pada musim semi lalu, dahan pohon-pohon di taman bunga apartemenku dipotong secara sembarangan karena dahannya menutupi jendela lantai rendah. Dahan-dahan yang dipotong dan dipoles di mana dedaunan muda berkilauan mengalir getahnya di setiap tempat bagaikan luka berdarah. Aku tak dapat melihat pohon apel dan pohon ek yang mekarnya bunga dengan susah payah di cabang-cabang yang ditinggalkan dalam suasana sedemikian itu. Kalau adanya tangan ahli, mereka sama sekali tidak melukai sifat dan bentuk pohon. Ada kemungkinan besar, aku merusak hubungan dengan orang lain akibat mengambil keputusan terburu-buru dan sentuhan tangan tak mahir.

Aku berpikir bahwa hidup adalah pembukaan hubungan di dalam arti tertentu.  Permainan hubungan Ini berkaitan erat dengan hubungan antara orang tua dan anak-anak, tetangga, atau semua hal di alam, dan secara luas terjalin hubungan antara Tuhan dan alam semesta. Di antaranya ada hubungan yang mengulangi produksi dan kepunahan seperti sel, dan ada juga hubungan yang tak berubah seperti fondasi dan pilar bangunan. Hubungan yang mulus dengan semua hal akan menjadi kehidupan yang layak.  

Bukan hanya manusia sedemikian itu. Mari kita lihat hutan. Jalar aparut yang digulung di mana-mana, pohon pinus yang senantiasa hijau, dan pohon ek yang tetap subur sampai akhir musim semi juga bertumbuh besama sebagai tetangganya. Hubungan antara pohon ek dan burung juga begitu. Pohon ek menyediakan sarang burung di kepalanya untuk burung. Ini adalah hubungan hidup bersama di mana segala rerumputan, pepohonan dan semua hewan tinggal di dalam kekacauan yang teratur.

Di depan ambang usia lanjut, pokok pemikiran yang dilemparkan oleh kelati merupakan suatu desakan untuk hidup dengan sederhana. Mungkin almarhum itu menanamkan tekad kuat baru pada kelati sebagai tanda pengendalian diri sendiri pada setiap awal tahun baru. Nampaknya tekad kuat beliau itu disampaikan kepada orang lain melalui kelati. Untuk mencegah penyakit yang mudah terkena oleh orang usia lanjut, yakni kerakusan dan kejelekan, harus mencurahkan usaha semaksimal mungkin untuk memelihara kepemilikan, emosi, pikiran, hubungan dan karangan sebaik mungkin.

Apakah penambahan usia akan membawakan kecerdasan untuk membedakan keuntungan dan kerugian dalam hubungan dengan orang lain? Adakah keberanian untuk memotong hal-hal yang tak perlu? Apakah aku akan memiliki kesabaran untuk memulihkan kembali hubungan dengan orang lain yang pernah menyakit hatiku? Apakah Aku bisa memetik hasil dari dahan kesabaran?

Aku ingin berdiri dengan ‘keindahan tulang’. Setiap saat melihat pohon bonsai yang dipelihara dengan baik bagaikan karya seni, aku mengharapkan kepemilikan pemantangan yang indah. Nasehat ibuku, yakni mengukur sepuluh kali dengan penggaris, dan memotong satu kali dengan gunting, mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusanku. Tetap merasa berat.  

Nampaknya terjadi perkelahian di antara dua hatiku dengan gunting. Dengan suara santai berbisik di satu sisi. Bagaimana kita hidup sebagai belukar di hutan? Sedangkan sisi lain menarikku dengan keras. Saat ini adalah waktu yang paling cocok untuk memotong dahan pohon.

Astaga, aku sedang bergoyang dengan memegang kelati.

 

 


가지치기

 양복임

 

지인에게서 빨간 손잡이의 전지가위를 선물로 받았다. 얼마전 장례를 마친 시아버지의 유품이란다. 고인의 소지품 상자에서 전지가위만 70여개가 발견되어 유족들에게 수수께끼를 남긴 채, 그중 하나가 내게로 건너온 것이다.

 그 전지가위가 이런 저런 생각을 불러일으킨다. 잡다한 생각의 갈래를 자르고 유태인 이야기가 떠오른다.

 제자들과 함께 장례식에 다녀온 후에 랍비가 제자들에게 물었다.

 무엇을 보았느냐?”

 한 제자는 돈을, 또 한 제자는 덕을, 다른 제자는 관을 보았다고 했다.

랍비께선 무엇을 보셨습니까?”

나는 나의 죽음을 보았노라.

 죽음은 생의 엄숙한 결산서라 할 수 있을 것이다. 항목마다 삶의 궤적이 적나라하게 들춰진다. 인생의 성적표가 될 수도 있다. 인생은 우열이 없다지만 엄연히 등급이 매겨지게 마련이다. 또 남아있는 자들은 타인의 죽음이란 거울 앞에서 옷깃을 여미며 중간 결산을 해 볼 기회를 갖는다. 오류를 수정하며 욕망의 줄기를 다듬기 위해 마음속에 가위 하나씩 품기도 할 것이다.

 갈수록 가위 들기가 조심스럽다. 내 시각, 내 관점에서 자르다 보면 실패작이 될 수도 있기 때문이다. 몇 발짝 물러나서 사방을, 그리고 멀리까지 내다볼 수 있는 안목이 필요하다. 숙련된 기술을 요한다. 젊은 시절엔 이런 말설임이 있었던가. 감각이나 감성만으로 곧잘 가위질을 했던 것 같다. 그렇듯 사람과의 관계정리도 신중하지 못했을 것이다.

 지남 봄 아파트 화단의 나무들이 마구잡이로 전지를 당했다. 낮은 층의 창을 가려서였을까. 연한 이파리들이 반짝반짝 찰랑이던 나뭇가지들을 잘라낸 뭉툭뭉툭한 자리마다 흐르다 만 수액이 피딱지 마냥 엉겼다. 그런 중에도 남겨진 외팔 가지에 조롱조롱 꽃을 피운 애기사과 나무 랑 때죽나무를 바라보기가 무참했다. 전문가의 손을 빌었더라면 나무의 성질과 모양에 상처를 입히진 않았을 텐데, 생활 속에서 섣부른 판단, 서툰 손놀림으로 주변의 관계를 저처럼 망치진 않았을지.

 삶은 어느 의미에선 관계 짓기라는 생각을 해본다. 부모와 자식으로, 이웃으로, 또는 자연 속의 모든 사물들과 얽히고 설키며 지어가는 관계놀이, 넓게는 신과 우주의 관계로 이어진다. 그 중에는 세포처럼 생성과 소멸을 반복하는 관계가 있는가 하면 건물의 초석이나 기둥처럼 변함없는 관계로 남기도 한다. 모든 것들과의 원만한 관계 짓기가 곧 원만한 삶이 되리라.

 사람들만 그러한가. 숲을 보자. 아무데나 감겨 드는 칡 넝쿨도, 독야청청 소나무도, 늦은 봄까지 고집스레 잎을 달고 있는 참나무도 서로 이웃해서 자란다. 제 머리에 새들의 집 한 칸을 내어주는 미루나무와 새와의 관계는 아름다운 관계 짓기다. 온갖 풀과 나무들과 짐승들이 어울리어 무질서 속의 질서를 이루며 사는 건 자연스런 상생의 관계다.

 노년의 문 앞에서 전지가위가 던진 화두는, 치렁치렁한 생활을 단순하게 정리하며 살라는 재촉 같다. 그 어르신은 아마 해가 바뀔 때마다 새롭게 자신을 절제하고 다스리려는 의지를 전지가위에 담지 않았을까. 많은 이들의 가슴 속에 참숯처럼 남으셨다는 그 분의 뜻이 가위를 통해 전해지는 듯하다. 노인이 걸리기 쉬운 병이라는 노탐老貪, 노추老醜를 면하려면 소유, 감정, 생각, 관계, 글 한 줄에까지 절차탁마해야 할 텐데.

 나이 듦으로 관계의 허실을 분변分辨할 지혜가 깊어질까. 불필요한 것들을 과감하게 갈고 닦고 잘라낼 용기가 생겨날까. 아픔을 조고 걸림이 되는 사람과의 관계회복을 위해 애쓰고 기다릴 수 있는 인내를 가질 수 있을까. 그 인내의 가지에서 더 단 열매를 거둘 수 있을는지.

 뼈의 아름다움으로 서고 싶다. 예술 작품처럼 잘 전지 된 분재목을 볼 때마다 그처럼 산뜻한 절제미를 갖추고 싶다. 그러나 자는 열 번 재고 가위는 한 번 대라는 친정 어머니의 부탁 말씀이 잠재된 것인지, 결단에 더디다. 답답하다.

 가위를 놓고 내 안의 두 마음이 접전을 치를 것 같다. 한 쪽에서 느긋한 목소리로 속닥거린다. 그냥 숲의 잡목으로 살면 어떻겠냐고, 그러자 다른 한 쪽이 완강하게 잡아 끈다. 가지치기엔 지금이 가장 적기 아니냐고.

어쩌랴, 가위를 든 채 지금 흔들리고 있다.

 

(Diterjemahkan oleh Kim, Young Soo)

 




Profil Penulis (작가 소개)

Yang Bok Im, lahir di Kimje, Provinsi Jeolla Utara, Korea, naik panggung dunia sastra bidang esai lewat “Siwa Sanmun” tahun 1997. Menerima Penghargaan Esai Hijau Korea ke-9. Bergiat sebagai anggota Perhimpunan Sastrawan Korea, anggota Persatuan Sastrawan Provinsi Jeolla Utara dan Persatuan Sastrawan “Siwa Sanmun” . Menerbitkan kumpulan esai Tunggul Pohon.

 

양복임, 전라북도 김제 출신. 1997년 『시와 산문』 수필부문으로 등단. 9회 한국 녹색 수필상 수상. 한국 문인 협회, 전북 문인 협회 회원, 『시와 산문』 문학회 회원. 수필집 「그루터기」 가 있음.


Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top