Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Lukisan Widya Bagus Arista Pribadi

0



BUTA

 

Karya Widya Bagus ini berukuran 35 x 45 cm, cat akrilik, kanvas. Widya hendak membuat gambaran mengenai orang buta, kata “buta” dalam karya ini tidak semata-mata dipandang sebagai kebutaan fisik, akan tetapi lebih kepada gambaran despresi. Sampai di sini, boleh jadi kita akan bertanya-tanya, mengapa gambaran orang buta disebut oleh Widya sebagai suatu despresi? Mari kita urai sedikit lebih panjang.

Sekalipun kebutaan seseorang berarti tidak dapat melihat yang disebabkan kerusakan mata, ketidakberfungsian mata sebagai indra penglihat. Namun, ada definisi lain yang menyebutkan bahwa buta merupakan ketidaktahuan (mengerti) sedikit pun tentang sesuatu. Di samping itu, Widya sendiri mengartikan bahwa “buta” di sini adalah tidak memiliki kemampuan untuk membedakan salah dan benar, kekosongan, sendiri dan sepi.

Secara visual lukisan ini memiliki dua objek, yakni seorang laki-laki dan bayangan tangan. Digambarkan “pupil” dari mata laki-laki tersebut dengan warna putih. Dalam menggambarkan kebutaan pada lukisan, biasanya seniman identik menggambarkannya dengan warna putih, dapat pula gambaran mata tersebut dihilangkan (tidak digambarkan bola mata). Lain lagi ketika unsur mata tersebut melibatkan kesakitan atau kemarahan, biasanya digambarkan dengan warna merah.

Namun, mengapa Widya juga membuat gambaran bayangan tangan? Boleh jadi Widya di sini semacam membuat gambaran atas diri “laki-laki” itu sendiri. Mengingat bahwa konsep lukisan ini mengangkat kondisi despresi seseorang. Saya rasa tidak sulit untuk menemukan seseorang yang mengalami tekanan dalam hidupnya, bahwa seseorang tersebut tidak memiliki kehidupan yang baik. Seseorang merasa tidak sehat, mengalami kelelahan, kesakitan, sengsara sekaligus tidak berdaya atas perasaan-perasaan seperti itu. Oleh karena itu, bayangan tangan putih dalam lukisan berjudul “Buta” ini dapat diartikan sebagai pikiran yang merisaukan banyak hal, keprihatinan, ketakutan dan gangguan.

Sedangkan ketika kita tinjau dari domain warna, dominan warna hitam dan biru tua merepresentasikan keadaan yang gelap. Keadaan di mana seseorang merasa tidak dapat merealisasikan kebahagiaan dunianya. Bayangan tangan putih, seolah memperlihatkan “keterpenjaraan” laki-laki tersebut. Dengan demikian, lukisan di atas merupakan refleksi modernitas yang digambarkan dengan jujur tentang hilangnya makna hidup. Saya pikir, itulah kegagalan mengendalikan diri yang dimiliki banyak manusia.

Dari deskripsi di atas, dapat dipahami bahwa di balik gambaran yang telah diberikan kepada umum melalui lukisan terdapat definisi lain. Dengan ini, saya tetap sepakat dengan Kholil Lur Rochman yang mengatakan bahwa problem kejiwaan bersumber pada ketakutan dan kecemasan. (Rochman, 2013: vii).

(Efen Nurfiana)




Tentang Pelukis



Widya Bagus Arista Pribadi. Seniman kelahiran Cilacap, 4 April 1993. Widya Bagus berdomisili di Karangnanas, Sokaraja. Pernah mengikuti banyak kegiatan seni di Komunitas Ikatan Pelukis Banyumas (IPB) dan Komunitas Wongso Purbalingga.


Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top