Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-puisi Aris Setiyanto

0


 

MEMENANGKAN SAYEMBARA

 

perempuan ini, si sombong ini,

segera menulis ratusan surat

ia ingin seluruh kota tahu

bahwa puisinya yang hambar memenangkan sayembara

begitu banyak tanda tanya, tetapi bukan cemburu

setiap puisi yang tidak mirip dengan puisi lainnya

akan ditempatkan di pembakaran

setiap puisi tentang hujan

sudah pasti diludahi

puisi tentang hujan

barangkali hanya milik Sapardi

setiap puisi yang membosankan,

akan terbit di koran-koran

akan mendapatkan tidak banyak bayaran

dan kepunahan akan segera tiba.

 

2022

 

 

 


BOSAN

 

aku bosan dengan pertanyaan, 'dapat uang atau tidak?'

pada puisi-puisi yang kemudian tak dikembalikan

setiap nafas yang Tuhan berikan

bahkan merawat anak-anaknya sendiri

wanita itu menukarnya dengan lembaran

saat maut menepuk pundaknya kelak

ia akan menukar kematiannya sendiri dengan uang

dan anak-anaknya mewarisi satu hal dari ibunya

tidak masalah kehilangan

asal memiliki uang.

 

2022

 

 

 

 

SI PEMBEDA

 

aku suka Si Pembeda ini

seolah-olah karena ia selalu ingin membuat orang-orang terkesan

kepadaku, ia pernah merengkuhku dari kesibukan bekerja

mendudukkan aku di kedai dan membelikan makan

dan ketika aku akan melakukan hal yang serupa,

selalu gagal, ia selalu dapat mengelak

baginya hanya dirinya sendiri yang berhati baik

 

dan beginilah jika kau ingin mendalaminya;

 

tidurlah bersamanya. ia bahkan tak melewatkan satu hal pun perihal kesempurnaan ketika akan bermimpi—setengah mati.

bekerja bersamanya. ia akan lebih sering bicara ketimbang bergerak. bukankah itu yang lebih sering orang-orang dan kau lakukan? kata-kata adalah segalanya. orang pendiam adalah batu di bawah telapak kaki orang-orang yang bicara. begitu mudah ditaklukkan.

berkunjung ke rumahnya. ia akan terus membuatmu terkesan. bahkan ia menjawab ayahnya, apalagi aku—apalagi kau.

 

2022


 

 


PEMBUNUH ITU AKHIRNYA TERBUNUH

 

satu hal yang pasti

lelaki dalam gelap itu adalah penguntit

dan itulah satu-satunya kesalahan baginya

kendati ia tak berniat mencuri atau menyetubuhi

tua bangka di dalam sana

tak ada yang tahu kebenarannya

ia diarak dan teraniaya

satu nafas untuk menyebut Tuhan,

ia tak diberi kesempatan

 

kini lelaki tua bangka itu berpulang

pembunuh itu akhirnya terbunuh

dan anak-anaknya yang juga pembunuh

akan merasakan bagaimana rasanya

ketika seseorang yang dikasihinya terbunuh.

 

2022

 




PERTANYAAN MUDAH

 

kenapa kau ingin tahu?

kenapa hidupku menjadi kegagalan bagimu?

yang amat kau benci

kenapa aku salah ketika menjawabnya?

kenapa aku salah ketika memilih diam?

mengapa aku salah ketika tak berada di antara keduanya?

 

2022

 

 

 

 

SEMUA AKAN BERBALIK KEPADAMU

 

kebodohan terus berulang

orang-orang akan mengobrol semalaman

sedang malam adalah

tempat mereka bergumul dengan lelah tubuh

sebelum pagi-pagi sekali pergi ke ladang

untuk menggali liang

atau kepayahan merapal hafalan salat

beberapa orang bodoh lain menganggap ini wajar

dan orang bodoh yang lain lagi hanya mampu menulisnya

ia selalu bersembunyi di antara kata-kata.

 

2022

  

 



AKU MERINDUKANMU BAHKAN KETIKA KAU ADA DI SAMPINGKU

 

dinding-dinding yang dahulu

berangsur terbangun

kini telah memenjarakan kita

dalam ketidakpedulian

serta rindu yang enggan bertamu

di ruang hati

aku merindukanmu

bahkan ketika kau ada di sampingku

tiada waktu dapat terulang

masa yang akan datang

terus mempertontonkan penyesalan.

 

2022

 

 



HALAMAN ITU MEMBACAMU

 

kau nyaris gila pagi ini

kau masih mengantuk,

ketika diutus ke rumah dokter

kau tak tidur ketika iring-iringan mayat

lewat depan rumahmu

kau tak menyukai uang jalan

kau bahkan merasa tak pantas menerimanya

kau memang terbiasa sendiri,

tapi kesendirian itu amat menyedihkan

tidak semua kawanmu sekolah

tidak semua kawanmu bekerja

kau hanya tak mengenal mereka

barangkali, kau tak ingin melihat mereka

sama sekali

kau sebenarnya tak paham dukuh-dukuh

yang kau kunjungi

kau tak terbiasa bertanya

saat menolak wedang,

tenggorokanmu adalah padang pasir kala itu

saat kau menyelesaikannya dan merasa lega

sejujurnya air mata nyaris berguguran dari mata.

 

2022

 

 

 

 

PUISI KETUJUH BELAS

 

aku tidak menyesalinya sama sekali

tak seperti dahulu

ketika datuk masih membacakan serakalan

aku tidak merindukan ibu yang melahirkanku

tapi berharap ia segera pulang

dan memasak makan malam

aku akan pergi dari rumah ini

saat ini juga

aku akan memepercayai keajaiban menunggu

aku butuh tiga puisi

setelah yang ketujuh belas ini

tiket tidurku.

 

2022

 

 



SEMOGA ENGKAU TAK MENCARIKU

 

dengan demikian,

tak perlu aku lagukan

perihal matinya diriku

di beberapa kediaman

hari ini.

 

2022

 




Tentang Penulis

            Aris Setiyanto lahir 12 Juni 1996. Karyanya termuat di media daring maupun cetak.

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top