Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Esai Koh, Chul-jong

0


IMPRESI DIREKTUR KIM YANG HIDUP KEMBALI SESUDAH MATI

Oleh Koh, Chul-jong

Pengalaman kerja lama sebagai wartawan secara kebetulan meninggalkan beberapa peliputan yang tak dapat dilupakan seumur hidup. Bagi Aku, ada sebuah cerita yang telah terukir pada otaknya. Yakni, cerita tentang seorang yang hidup kembali sesudah mati.  

Pada pertengahan tahun 90-an, kurang-lebih selama enam bulan setelah pindah kerja, Aku sebagai orang baru bekerja keras tak henti-hentinya untuk menyesuaikan diri sendiri di tempat kerja itu. Pada suatu hari, seusai rapat redaksi, pimpinan A memanggil Aku. Wajahnya agak serius karena dia ingin Aku melakukan sesuatu.

“Mr. Koh, Chul-jong, maaf , ada instruksi dari manajer kita. Beliau ingin membongkar kasus ini."

Apa yang perlu dimaafkan ketika seorang atasan menginstruksikan peliputan kepada anak buahnya. Aku menaruh perhatian khusus pada tingkah laku atasan A  yang agak berlainan daripada sebelumnya. Sambil mendengar, Aku baru tahu ekspresi muka atasan A yang penuh penyesalannya.

Tampaknya manajer, petinggi paling atas di bagian kita, menghadiri acara reuni alumni SMA kemarin. Di sana, dia bertemu dengan seorang temannya yang bekerja sebagai pejabat tinggi di perusahaan publik. Cerita temannya menjadi titik awal dari masalah yang rumit ini.

Inti ceritanya begini. Direktur Kim adalah seorang pengusaha yang bekerja di bidang konstruksi. Namun, dengan berbagai masalah yang menumpuk, bisnisnya merosot dan akhirnya harus ditutup dengan banyak hutang. Sebagai akibat, direktur Kim menderita strok dan penyakit lainnya, terpaksa dirawat di rumah sakit selama lebih dari satu setengah tahun. Kondisinya semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia.

Keesokan harinya, seorang pembersih mayat yang berpengalaman melakukan pengelolaan jenajah. Waktu berbalik setelah membuang kapas kotor ke tong sampah untuk mengambil kapas baru bagi pembersihan muka almarhum direktur Kim, ia merasa aneh. Wajah mayat yang tadinya sedikit miring ke kanan, tampak kembali ke kiri.  

Saat dia menenangkan diri sendiri dan membilasnya dengan hati-hati, ponsel dia  berdering di bilik kedua dari meja besi bergerak. Dia melihat LCD layar ponsel, tapi tak kenal nomor teleponnya. Dia harus mematikan ponselnya karena mengganggu pekerjaannya.  Dia mengalihkan pandangannya ke mayat itu kemudian dan seketika benar-benar terkejut.

Kepala mayatnya tegak lurus ke tengah. Tadi ada kemungkinan dia salah paham, tapi kali ini sama sekali tidak. Dia mendekati mayatnya. Kemudian, melihat wajah mayat dengan jarak sekitar 30 sentimeter.

Aduhai!!!

Terdengar teriakan yang meledakkan ruangan mayat. Setelah beberapa saat kemudian, pembersih mayat terbangun sambil melihat mata kepala rumah sakit yang terkejut. Ruangan mayat menjadi porak poranda. Keluarga direktur Kim dan dokter-dokter rumah sakit, semuanya bergerak dengan kesibukan. Si pembersih mayat mencoba mengingat-ingat kejadian tadi. Ketika dia melihat wajah direktur Kim, dalam waktu bersamaan, direktur Kim membuka matanya, pemberish mayat itu langsung pingsan.

Rumah sakit mau tak mau menghadapi kesulitan besar karena orang yang dinyatakan telah meninggal dunia, kini hidup kembali. Hal ini akan menimbulkan kegemparan besar jika kabar itu akan terbongkar. Secara otomatis, kepercayaan masyarakat akan pasti jatuh. Operasi rumah sakit tidak bisa berjalan lancar, bahkan akan menghadapi berbagai sanksi administrasi dari pemerintah.  

Rumah sakit itu menawarkan jalan kompromi kepada keluarga direktur Kim. Jika tidak mempermasalahkan kasus direktur Kim, rumah sakit bertanggung-jawab untuk membereskan biaya perawatan dan biaya upacara pemakaman yang tertunda secara gratis. Direktur Kim dan keluarganya mempertimbangkan penawaran rumah sakit. Mereka memutuskan bahwa hal itu tidak menimbulkan kerugian apapun. Hal yang paling mengerikan adalah jika kreditor tahu bahwa direktur Kim telah hidup kembali, dia harus membayar kembali hutangnya sebesar jutaan dolar Amerika. Situasinya segera pulih kembali. Proses upacara pemakaman tanpa jenajah tetap berjalan, meskipun ada banyak kekurangan.  

Cerita-cerita yang Aku dengar sangat cocok dengan teater misteri yang sedang popular. Aku sangat tersinggung dengan perintah atasan A untuk membongkar dan membuat artikel tentang kisah absurd ini. Perintah atasan itu juga merusak harga diriku karena pembuatan artikel itu sama sekali tidak cocok dengan tugas wartawan bidang perekonomian. Atasan A mengatakan;

“Orang yang menyampaikan cerita itu adalah seorang pejabat di instansi pemerintah tanggunganmu. Oleh karenanya, kamu harus terjun ke lapangan untuk membuat artikel. Aku juga tersinggung, tapi ini instruksi dari manajer kita. Berpura-puralah melakukan peliputannya.”  

Aku keluar dari kantor dengan keluhan. Aku melemparkan tasnya ke ruang pers milik perusahaan besar di pusat kota, dan mencari-cari daftar tempat kerja teman direktur kami. Saat menerima teleponku, dia sangat terkejut. Nampaknya, dia sama sekali tidak membayangkan bahwa apa yang dia katakan akan kembali kepada dirinya sendiri dalam waktu satu hari.

Dia menolak dengan tegas permintaanku yang ingin tahu nomor telepon si orang yang hidup Kembali. “Lalu kenapa anda mengatakan cerita itu pada seorang jurnalis senior? Aku mendesak dia. Dengan enggan, dia memberi nomor teleponnya dengan syarat, hal ini tetap dirahasiakan. Tapi sampai saat itu, Aku tidak percaya cerita yang Aku dengar itu sebagai suatu kenyataan.

Keesokan harinya, sekitar pukul 10 pagi, Aku menelepon nomor itu. Aku sedikit bergematar. Jika ceritanya benar, Aku sedang berbicara dengan seseorang yang telah mati dan hidup kembali. Untungnya, dia tidak menjawab teleponnya setelah Aku mencoba empat kali sambuangnya. Waktu pagi harinya berlalu. Aku berpikir ini sebagai suatu hal yang tidak masuk akal ditambah lagi tugas peliputan yang tidak menyenangkan.  

Pukul 3 sore, Aku menelepon lagi sebagai percobaan sambuang terakhir. Hatiku berdebar lagi. Aku mendengar suara seorang laki-laki yang lemah dari sana. Suara itu terdengar sangat berhati-hati. Aku berpikir seketika, Jika Aku mengatakan identitasku sebagai seorang jurnalis, dia akan pasti langsung menutup teleponnya.

“Apa kabar? Apakah Bapak tamat SMA D?”

“Iya ..., Tapi, Bapak siapa?”

Dia terdiam sejenak, lalu menjawab. Aku harus meyakinkannya semaksimal mungkin. Dalam waktu bersamaan, Aku harus mendesak dia karena ada kemungkinan besar dia langsung putus teleponnya. Aku mengatakan, tahu benar latar belakang identitasnya. Jika dia menolak penjelasannya, ada kemungkinan peliputan secara tidak langsung dengan anggota keluarganya. Kini Aku tak teringat lagi apa yang kukatakan atau bagaimana caranya, tapi Aku berhasil menjeratnya. Pada saat itu, Aku menarik napas panjang, dan merasa kelegaan.

Dia menceritakan kisahnya tentang seusai upacara pemakaman. Setelah upacaranya,  dia menyelinap keluar dari rumah sakit dan pergi ke suatu tempat di daerah pegunungan, Provinsi Chungcheong. Di sana, dia merenovasi sebuah rumah tua, untuk tinggal sambil memelihara sayuran organik. Dia mengatakan bahwa jika dia jatuh sakit seharusnya pergi ke rumah sakit dan itu akan menjadi masalah besar, karena dia adalah seorang yang telah mati dan hidup kembali. Tetapi entah bagaimana setelah dia mati dan hidup kembali, semua penyakit lama yang dia derita telah hilang secara keseluruhan. Lengan dan kaki yang tidak nyaman sembuh dengan sempurna, dan dia tidak pernah mengalami satu kalipun pilek selama musim dingin di daerah pegunungan itu.

Satu-satunya hal yang mengganggunya adalah bahwa pemberish mayat yang pada waktu itu sangat terkejut, terserang strok seperti dirinya sendiri. Oleh karenanya dia selalu merasa menyesal dan minta maaf karena penyakitnya telah menular padanya. Karena tidak memiliki teman bicara selama itu, dia mulai berbicara sepuas-puasnya. Sementara, ia juga berusaha keras untuk menjelaskan alasannya, yakni kisah itu tidak boleh dipublikasikan.  

" Mungkin ini akan menjadi berita yang menarik bagi Anda, tapi jika cerita ini diumumkan, itu akan membunuh Aku dan keluargaku dua kali.”

Jika cerita tentang dirinya sendiri terungkap, banyak penagih utang akan mengganggu keluarga dia lagi, dan janji yang dibuat dengan pihak rumah sakit pada saat upacara pemakaman juga akan dilanggar, ditambah lagi beban keuangan juga  akan pasti ditambah lagi. Penjelasan dia cukup masuk akal. Pada akhirnya, Aku menyerah pada bujukannya. Dia mengeluh dan akhirnya mengatakan;

"Ketika meninggal dunia, Aku melihat wajah orang-orang yang sebenarnya di dunia. Teman-teman dan kenalan saya yang sering mengajak minum minuman bersama dan bermain golf, hanya se per sepuluh saja datang ke ucapara pemakamanku. Bahkan orang-orang yang hadir pun membawa uang tanda belasungkawa yang kurang setengah saja dari jumlah yang Aku bayarkan untuk acara mereka."

Manajer kami tidak ingin menempatkan temannya dalam kesulitan lagi, jadi dia tidak meminta untuk diwawancarai atau dibuat artiklenya.

Peliputan yang tidak masuk akal itu berakhir, tetapi itu menjadi suatu titik tolak penting bagi Aku, untuk melihat kembali hubungan dengan orang lain sepanjang hidupku. “Apakah Aku menjalin hubungan akrab dan stabil dengan orang lain?”

Kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya tidak begitu. Ketika atasanku yang sangat menyayangi Aku dan seorang teman SMA yang dekat, meninggal dunia secara mendadak, Aku tidak begitu menaruh perhatian khusus terhadap anggota keluarganya yang tertinggal.

Direktur Kim membuat Aku untuk melihat dengan jelas penampang yang ingin disembunyikan perhitungan untung-laba dalam hubungan dengan orang lain. Pada umumnya, Kita mengatakan, senang memberi sesuatu kepada orang yang kita sayangi, tetapi di dalam diri kita mengharapkan dan menghitung lebih dari yang kita berikan.

Jika Anda merasa bahwa tidak mendapatkan lebih sedikit dari pada yang Anda berikan dalam hubungannya dengan orang lain, jangan terlalu sedih sambil mengingat kembali kisah ini. Aku akan berusaha untuk menanam rasa kepercayaan pada orang-orang di sekitarku,  sebagai orang yang tidak berubah dalam keadaan apa pun.  

 

 

죽었다가 살아난 김 사장의 소회

 

고철종

 

오래 기자생활을 하다 보면 평생토록 기억에 남는 취재가 몇 있기 마련이다. 내게도 유독 뇌리에 각인된 이야기가 하나 있다. 바로 죽었다가 살아난 사람의 이야기다.

90년대 중반, 직장을 옮긴 지 6개월 남짓, 굴러온 돌이 새 터에서 자리를 잡기 위해 열심히 몸을 움직일 때였다편집회의를 마치고 온 부장이 불렀다. 뭔 일을 시키려는지 얼굴이 상기돼 있었다.

고철종씨미안한데..., 국장 지시니까 이 걸 좀 알아 봐야겠다."

부장이 부하 기자에게 취재지시를 하는데 미안할 게 뭐가 있겠는가. 평소답지 않은 부장의 태도에 의아해 하며 귀를 쫑긋 세웠다. 듣고 보니 미안해하던 부장의 표정이 이해가 됐다.

보도국의 최상급자인 국장이 전날 고등학교 동창회에 참석했던 모양이었다. 거기서 공기업 고위 간부로 재직 중인 친구를 만났는데, 그 친구가 들려준 동문 사업가의 이야기가 문제의 시발점이었다.

이야기의 골자는 이랬다. 김 사장은 건축업을 하던 사업가였다. 그런데 여러 악재가 겹치면서 사업은 곤두박질쳤고 급기야 많은 빚만 남긴 채 문을 닫아야했다. 그 충격으로 김 사장은 뇌졸중에다 다른 병까지 겹쳐 16개월 이상 병원에 장기 입원 했었고, 결국 병세가 악화돼 숨을 거두고 말았다.

사망 다음날 노련한 장의사가 염을 하고 있었다. 시신의 몸을 깨끗하게 닦아내던 장의사는 더러워진 솜을 휴지통에 버리곤 돌아서서 새 솜을 뜯었다. 다시 돌아서 얼굴을 닦으려던 순간, 이상한 기분을 느꼈다. 분명 오른쪽으로 살짝 기울어져 있었던 김 사장의 얼굴이 왼쪽으로 돌아간 느낌을 받은 것이다.

마음을 가다듬고 다시 정성스레 염을 하는데, 이동용 철제 탁자 두 번째 칸에 있던 휴대전화가 울렸다. 액정 표시를 보니 모르는 전화번호였다. 성가셔서 꺼놔야 했다. 휴대전화 전원을 끈 뒤 시신으로 눈길을 옮긴 장의사는 정말 소스라치게 놀랐다.

머리가 반듯하게 정중앙을 향해 있는 것이었다. 아까는 착각했던가 했지만 이번엔 그게 아니었다. 장의사는 김 사장의 시신에 바짝 다가갔다. 30cm 정도의 거리에서 마주한 채 얼굴을 응시했다.

으아악!

영안실을 터뜨릴 듯한 비명이 울려 퍼졌다. 잠시 후 장의사는 자신을 흔들어 깨우는 병원 원장의 놀란 토끼 눈을 보며 정신을 차렸다. 영안실은 아수라장이었다. 김 사장의 가족들과 의사들이 분주히 움직이고 있었다. 장의사는 조금 전의 기억을 되살려보았다. 그가 김 사장의 얼굴을 들여다보던 순간, 죽은 김 사장이 눈을 번쩍 떴고 자신은 혼절한 거였다.

병원 입장에선 사망판정을 내린 사람이 살아났으니 보통 난감한 일이 아니었다. 외부에 사실이 알려질 경우 큰 파문이 일게 뻔했다. 공신력이 바닥에 떨어지면 병원운영까지 타격을 입을 수밖에 없었고, 각종 행정 제재까지 우려됐다.

병원은 김 사장 가족에게 타협안을 제시했다. 모든 일을 없었던 걸로 할 경우 밀렸던 입원비와 장례비용 등을 모두 무상 처리해주겠다는 거였다. 김 사장과 가족은 잠시 고민했지만, 나쁠 게 없다는 판단을 했다다시 살아났다는 사실이 알려질 경우 무엇보다 수십억 대의 빚을 다시 갚아야 한다는 사실이 너무나 끔찍했다. 상황은 빨리 수습됐다. 장례절차는 어설펐지만 그대로 진행됐다.

 

전해들은 이야기는 당시 유행하던 미스터리 극장에 딱 어울릴 법한 내용이었다. 그리고 이런 황당한 이야기의 사실을 확인하고 기사화 하라는 주문에 대해 자존심이 무척 상했다. 이게 명색이 경제부 기자가 해야 될 취재란 말인가. 볼 멘 항변에 부장이 말했다.

이야기 전해준 제보자가 당신이 맡고 있는 출입처의 간부니까 당신 보고 알아보라는 거야. 나도 황당하지만 국장 지시니까 어떡하냐. 좀 취재하는 시늉이라도 해보다가 관두면 되잖아!”

투덜거리며 사무실을 나섰다. 도심 대기업 기자실에 가방을 내팽개치곤 출입처명단을 뒤적여 문제의 간부를 찾았다. 전화를 받은 그는 매우 당황해했다. 자신이 했던 이야기가 하룻밤 새 이렇게 자신에게 취재로 돌아올 거라곤 꿈도 꾸지 않았던 모양이었다.

김 사장의 연락처를 달라고 했지만 그는 절대로 그럴 수 없다고 했다. “그럴려면 왜 언론사 간부에게 쓸 데 없는 이야기를 했습니까?”라고 따지니깐, 그는 마지못해 자신이 알려줬다는 말은 절대로 하지 말라는 조건을 달며 전화번호를 불러줬다. 하지만 그 때까지도 내가 들은 이야기가 사실일 거라고 생각하지 않았다.

 

다음날, 오전 10시쯤그 번호로 전화를 걸었다. 약간은 떨렸다. 이야기가 사실이라면 죽었다 다시 살아난 사람과 통화하는 게 아닌가. 다행인지 불행인지 네 번의 통화시도에도 상대가 전화를 받지 않았다그렇게 오전이 지났다. 차라리 잘 된 일이란 생각이 들었다. 어차피 사실일 리도 없는 황당한 내용인데다, 내키지 않는 취재가 아닌가.

오후 3. 이게 마지막이란 생각으로 다시 전화를 걸었다. 가슴이 철렁했다. 저 쪽에서 기어들어가는 목소리의 남자 음성이 들렸다. 무심코 느끼기에도 조심스럽기 그지없는 목소리였다. 기자라는 사실을 밝힐 경우 저쪽에서 전화를 바로 끊어버릴 거란 직감이 순간적으로 스쳤다.

안녕하세요. ... D 고등학교 나오셨죠?”

...., 그런데요, 누구시죠?”

저 쪽은 한참을 머뭇거리더니 대답했다. 최대한 안심을 시켜야 했다. 그와 동시에, 전화를 혹시 끊을지 모르니, 내가 그를 잘 알고 있으며 그가 거부하더라도 가족 등을 통해 간접적으로 취재할 수 있음을 압박해야 했다. 무슨 이야기를 어떻게 했는지도 모르게 정신없이 둘러대며 그를 옭아맸다. 어느 순간 그는 길게 한숨을 내쉬었다. 해냈다는 느낌이 전해졌다.

 

그는 장례식 이후의 이야기를 풀어냈다. 장례를 치른 뒤 병원에서 몰래 나온 그는 충청도 어느 산골로 들어갔다. 거기서 폐가를 개조해 살 집을 마련하고 유기농 채소 등을 키우며 살았다. 죽은 걸로 돼 있는 몸이라 혹시 아프면 병원 갈 일이 큰일이었지만, 어찌된 일인지 죽었다가 살아난 이후엔 그동안 안고 있던 지병까지 모두 사라져버렸다고 했다. 불편하던 팔과 다리도 감쪽같이 나았고, 한 겨울 산골생활에도 감기 한 번앓은 적이 없다는 것이었다.

다만 마음에 걸리는 게 하나 있다면 자신의 염을 맡았던 장의사가 그 당시 너무 놀랐던 탓인지 자신처럼 중풍에 걸렸는데, 마치 자기 병이 그에게 옮아간 것 같아 항상 미안하다는 이야기였다그동안 대화 상대가 없었던 때문인지 그는 말문을 열자 폭포처럼 자신의 이야기를 쏟아냈다. 그러면서도 자신의 이야기가 기사화 돼서는 안 되는 이유를 밝히는 데도 열심이었다.

"고기자님 입장에선 이게 재미있는 뉴스거리가 될지 모르지만, 이 이야기가 나가면 나와 우리 가족을 두 번 죽이는 일이 됩니다.”

만약 자신이 살아있다는 이야기가 알려질 경우 수많은 빚쟁이들이 다시 가족들을 괴롭힐 것이며, 장례식 때 병원 측과 맺은 약속도 깨지게 돼 그로 인한 금전적 부담도 상당하다는 거였다. 역지사지로 생각해보니 맞는 말이었다. 결국 그의 설득에 손을 들고 말았다. 넋두리를 쏟아내던 그는 마지막에 이런 말을 했다.

"죽어보니까 세상인심을 알겠습디다. 내가 그렇게 술 사주고 골프 시켜주고 하던 친구들이나 지인들이 내 장례식에는 10분의 1 안 왔어요. 게다가 그나마 참석했던 사람들도 내가 자기네들 경조사에서 냈던 금액의 절반도 안 되는 부의금을 냈더라구요.”

취재했던 내용을 부장과 국장에게 전했다. 국장은 어려움에 처한 친구를 더 난처한 지경에 빠뜨리긴 싫었던지 더 이상 취재나 제작을 요구하지 않았다.

 

그렇게 황당무계했던 취재는 끝이 났지만, 그 일은 일생을 통틀어 내게 인간관계를 돌아보게 하는 주요한 사건이 됐다. “좋을 때나 궂을 때나 내가 변치 않는 인간관계를 유지해 왔던가?”하는 물음이다.

돌이켜 보건데 그렇지 못했던 것 같다. 오래 전 나를 진심으로 아껴주던 직장 상사와 가까운 고등학교 동창의 갑작스런 죽음 때 나는 생전에 밀접했던 관계만큼, 그들과 가족들에게 정성을 다하지 못했다.

김 사장의 일은 또, 인간관계 속에 버티고 있는 이해타산의 숨기고 싶은 단면을 적나라하게 보게 해줬다. 우리는 으레 친한 사람들에게 당신에게 주는 것만으로도 기쁘다고 말하지만, 내면에선 자신이 베푼 것 이상으로 받을 걸 기대하고 계산한다는 것이다.

인간관계에서 베푼 것보다 돌려받는 게 적다고 느껴지더라도 크게 서운해하지 말기를 김 사장의 소생 이야기를 가끔 되새기며 다짐하게 된다. 그리고 주위 사람들에게 내 모습이 어떤 상황에서도 변함없는 사람으로 비치도록 노력해야겠다고 다잡곤 한다.

 

(Diterjemahkan oleh Kim, Young Soo)

 

 

Profil Penulis (작가 소개)

 


Koh, Chul – jong. Pimpinan Redaksi Tajuk Rencana Seoul Broadcasting System (SBS), pernah memegang jabatan sebagai kepala Bagian Sekertaris bagi presiden SBS dan pimpinan Bagian Warta Berita SBS. Menerima Hadiah Wartawan Teladan Korea, Hadiah Content Penyatuan Rakyat Korea dan Hadiah Jurnalis Korea. Menerbitkan 6 buah buku tentang kritik sosial dan pengembangan diri. Naik panggung dunia sastra (bidang esai) lewat penerimaan Hadiah Sastrawan Baru Siwa Sanmun tahun 2019.

 

고철종. SBS 논설실장으로 SBS에서 비서실장, 뉴스제작국장 등을 역임. 한국기자상 대상, 국민통합콘텐츠상, 한국언론대상 등을 수상. 사회비평, 자기계발 등의 분야에서 6편의 책을 출간했으며 2019<시와 산문 신인문학상> 에세이 부문 등단.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top