Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi Suminto A. Sayuti

0

WASIAT SENGKUNI

 

Hari ke-17 Baratayudha. Kurusetra dipayungi awan. Juga mendung. Pakuwon Bulupitu lengang. Cuma Sengkuni dan anaknya, Kertiwindu. "Ananda, bapak boleh mati. Hari ini. Tapi, ajaran bapak harus lestari. Sampai kapan pun. Dan itu tugasmu. Sebagai anak yang berbakti. Sebagai birul walidaini." Sengkuni terkekeh dengan ludahnya yang sampai ke mana-mana. Termasuk membasahi pipi anaknya. "Sampaikan apa saja kepada siapa saja. Dengan beragam cara dan gaya bicara. Termasuk perkara-perkara agama. Biar mereka jadi bingung. Linglung. Lalu limbung dan terhuyung. Terlibat dalam tarung. Katakan hijau itu merah. Dan merah itu banyak variannya. Katakan tai itu parfum harum dan daging ayam haram hukumnya."

 

(Aku pun melihat sekeliling. Mata para sahabat pun berpaling. Ada sisa-sisa puisi. Dalam diri. Yang tak pernah menjadi).


 




ANTARA TAMANSARI DAN BANGSAL SRI MANGANTI

 

Aku dan kau berbagi nasib. Di jalan yg sama. Tapi pada akhirnya kita pisah. Sebagaimana seharusnya. Masing-masing diri punya bayang sendiri. Serupa gending. Gong terakhir adalah pertanda gending segera bermula.








MEMASUKI KOTA KATA

 

Memasuki kota kata. Selalu saja terbaca. Namamu. Di dinding dan batu waktu. Di papan-papan nama jalan. Juga arah ke mana diri harus berjalan. Kueja dan kueja kembali. Berkali-kali.

Menapaki lorong-lorong kata. Huruf demi huruf berjajar. Menulis namamu. Menjadi bayang-bayang penyerta. Bagi diri. Yang terus ngembara. Menenun sisa usia. Tak henti-henti. Dalam upaya buat kembali. 

Mengitari alun-alun kata. Gema suara pun kumandang. Juga lambai tangan dan senyuman. Di seberang hijau rumputan. Lalu kelebat bayang. Nyelinap ke balik pohon keabadian.

Aku pun paham. Kata-kata adalah rumah kita. Tempat diri berbagi. Juga bercinta. Kita pun abadi. Walau dipisah cuaca.






Tentang Penulis

Prof. Dr. Suminto A. Sayuti (lahir 26 Oktober 1956) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui sejumlah karya sastra, baik yang diterbitkan sebagai buku ajar maupun dipublikasikan di berbagai media massa. Suminto A. Sayuti merupakan salah satu Guru Besar di Fakultas Bahasa dan Seni dan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Suminto A. Sayuti lahir di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, 26 Oktober 1956. Pada dekade 1970-an saat tergabung dengan komunitas Persada Studi Klub Yogyakarta, namanya tidak pernah absen dalam forum-forum diskusi sastra maupun pementasan-pementasan puisi dan teater. Di kalangan seniman Yogyakarta, Suminto dikenal sebagai pemuda “bengal” yang tidak pernah puas dengan ilmu yang didapat. Proses kreatifnya dimulai dari kegemarannya membaca dan menulis sejak kecil. Semakin tersihir oleh dunia sastra sejak masuk Yogyakarta sekitar 1974. Sejak bergabung dengan komunitas Malioboro, mulailah ia menancapkan kukunya di dunia sastra. Penulis yang juga Guru Besar UNY ini, juga menggeluti seni karawitan dan menggagas serta pengurus Masyarakat Karawitan Jawa. Ratusan karya lahir darinya, baik berupa makalah, diktat, buku, kumpulan puisi, cerpen, esai sastra, dan sebagainya.


Daftar karya ini hanya memuat sebagian karya Suminto A. Sayuti :

  • Kumpulan Sajak Malam Tamansari
  • Resepsi Sastra
  • Intertekstualitas: Pemandu Pengkajian Sastra
  • Ensiklopedia Sastra Indonesia
  • Evaluasi Teks Sastra (2000, terjemahan The Evaluation of Literary Texts karya Rien T. Segers)
  • Semerbak Sajak (2000)
  • Berkenalan dengan Prosa Fiksi (2000)
  • Berkenalan dengan Puisi (Gama Media, 2002)

Penghargaan :

  • Kedaulatan Rakyat Award, Bidang Kebudayaan (2005)
  • Anugerah Sastra Yayasan Sastra Yogyakarta (2014)

 

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top