Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Esai Huh Bong Jo

0



Senyuman dengan Mata Anak itu

 

Huh Bong Jo

 

Dari sekian banyak organ tubuh manusia, adakah organ lain yang dapat memperlihatkan berbagai ekspresi selain mata. Manusia bisa berbicara dengan mata sendiri, dan melalui mata mereka dapat merasa kegembiraan, kemarahan, kesedihan dan keenakan serta dapat membedakan kebenaran dan kepalsuan. Oleh karenanya, mata diberikan nama panggilan ‘jendela hati’. Aku sangat berterima kasih karena senyuman anak itu yang temui di kereta listrik bawah tanah beberapa hari lalu, tidak pernah meninggalkan ingatanku seraya membuat Aku tersenyum.

Hari itu, aku menggunakan kereta listrik bawah tanah untuk mematuhi waktu janji.  Aku nyaris melompat untuk naik, sebelum pintunya ditutup. Ketika duduk terengah-engah, aku melihat seorang ibu muda dan anak perempuannya yang berumur sekitar empat atau lima tahun. Dua-duanya bergandengan tangan. Menarik perhatianku sepatu anak itu yang berwarna hijau muda dan putih bercampur-campur, dan dua gelembung seukuran biji kenari yang terbuat dari benang merah muda di bagian atas sepatunya. Selain itu, celana ketat yang dilipat di bagian bawah dan kemeja yang bertopi dengan hiasan panjang berbentuk telinga kelinci menambah kemungilan anak itu.

Dengan bergeraknya kereta listrik bawah tanah, diikuti keheningan sejenak di antara penumpang. Masih ada banyak tempat duduk yang kosong, jadi agak canggung untuk mengarahkan pandangan masing-masing. Untuk memulihkan suasana yang agak kaku itu, aku menyentuh dua gelembung yang menari di atas sepatu anak itu dan mengatakan “cantuk sekali”. Anak itu tersenyum. Ibu muda pun ikut tersenyum sambil mengangguk sedikit kepalanya. Ibu dan anak itu saling tersenyum lagi. Mereka mulai berbisik. “Betulkah?”, “katanya cantik.” Anak itu dengan wajah gembira mengangguk kepalanya.

Setelah berbisik antara ibu dengan anak perempuannya, tampaknya telah sepenuhnya menghilangkan beberapa konflik mereka waktu memilih sepatunya. Anak itu memutar kepalanya pada aku dan tersenyum. Aku juga ikut tersenyum. Kami mengekspresikan empati dengan mata masing-masing. Setelah itu, anak itu menggoyangkan kakinya dengan sangat gembira, dan bersemandung. Aku senang melihat dia yang menjadi begitu ceria.

Sambil melambaikan telapak tangan seperti daun maple ke arah aku yang berdiri  untuk turun di stasiun transfer, anak itu mengekspresikan kegembiraan seraya mengangkat bahunya. Langkah kakiku yang berjalan untuk transit kereta listrik bawah tanah juga ringan seperti bulu burung. Jika bukan karena masker besar yang menutupi muka anak itu, aku dapat melihat wajahnya yang pasti cantik dan penuh tawa .... tapi apa boleh buat ---, masker lebih penting daripada vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19.

Komunikasi adalah “mendengar dengan telinga, berbicara dengan mata”. Benar. Senyuman dengan mata indah oleh seorang anak bagaikan bunga yang mekar membongkar suatu rahasia untuk melancarkan komunikasi sejati. Teori komunikasi mejelaskan “Katakanlah apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicara, daripada apa yang anda ingin katakan.” Selain itu, jangan hanya berbicara dengan lidah, tetapi juga dengan mata dan air muka.

Organ mata memainkan peran untuk melihat obyek melalui indra visual, dan untuk mengekspresikan emosi yang selaras dengan keadaan pikiran, informasi dan imaji. Kita tidak bisa melakukan percakapan tanpa bertatapan mata karena kita bisa mengakui, menerima, memperdulikan dan menyesalkan melalui mata dan kita bisa menukar perasaan dan reaksi yang tak dapat terhitung jumlahnya. Begitu juga saat rapat, diskusi, atau ceramah. Kata-kata yang tidak disertai dengan pandangan hanyalah suara yang melayang di udara, dan tidak dapat merasakan kejujuranya.

Lebih dari 80 persen informasi yang diperoleh seseorang melalui indra adalah penglihatan. Tapi mata adalah organ panca indra manusia yang paling cepat menua, oleh karenannya, kita harus memperhatikan pentingnya peran dan fungsi mata. Untuk menjaga mata yang sehat dan indah, tidak boleh mengabaikan perawatan dari rangsangan eksternal seperti kelelahan dan stres, berlandaskan pikiran yang indah.

Masalah politik, ekonomi, iklim, lingkungan hidup, pendidikan dan lain-lain mengacau sosial. Namun, aku bersyukur karena merasakan kehangatan sejenak di dalam kereta listrik bawah tanah hari itu. Senyuman yang tulus di mata anak itu yang menyampaikan maksud dan makna yang lebih mendalam daripada banyak kata-kata kini menjadi virus kebahagiaan yang dapat melelehkan hati yang membeku.

 

 

그 아이의 눈웃음

허봉조

 

수많은 인체의 기관 중 눈만큼 다양한 표현을 하는 부위가 있을까. 사람은 눈으로 대화를 할 수 있고, 눈빛을 통해 희로애락은 물론 진실과 거짓도 간파할 수 있다. 그래서 눈을 마음의 창이라고 하는가 보다. 일전에 지하철에서 만난 그 아이의 눈웃음이, 오래도록 뇌리를 떠나지 않고 입가에 잔잔한 미소를 그려주니 고마운 일이다.

지하철을 탔다. 약속시간을 맞추기 위해, 출입문이 닫히기 직전에 가까스로 뛰어들었다. 숨을 헐떡이며 털썩 자리에 앉고 보니, 옆에는 젊은 엄마와 네댓 살 정도의 어린 딸이 나란히 팔짱을 끼고 있었다. 아이의 발에는 청록색과 흰색이 고루 섞인 민트 색깔의 폭신한 신발과, 발등에는 분홍색 털실로 만든 굵은 호두 알 크기의 두 개의 방울이 눈길을 끌었다. 거기다 아랫단을 한 겹 접어 올린 쫄쫄이바지와 모자가 달린 티셔츠에 토끼 귀 모양의 기다란 장식이 귀여움을 더해주었다.

열차의 출발과 함께 짧은 침묵이 흐르고, 앉아 있는 승객보다 듬성듬성 빈자리가 많아 눈길을 어디로 두어야 할지 조금 어색하기도 했다. 가라앉은 분위기를 무마해보려고, 아이의 발등에서 춤을 추듯 하느작거리는 방울을 살짝 건드리며 참 예쁘네라고 말을 건넸다. 아이가 방긋 웃었다. 아이엄마도 화답의 미소와 함께 고개를 살짝 움직였다. 아이와 엄마가 서로 마주보며 또 웃었다. 그리고 소곤소곤 대화를 나누었다. “거봐, 맞지?”, “예쁘다고 하시잖아라며 엄마가 말을 하고, 아이가 고개를 끄덕였다.

신발을 선택할 때 있었던 약간의 갈등을 완전히 해소한 것 같은 내용의 대화 끝에, 아이가 고개를 옆으로 돌리며 나를 향해 쌩긋 눈웃음을 보냈다. 나도 덩달아 웃어주었다. 우리는 그렇게 눈으로 공감을 표현했다. 그 후 아이는 매우 기분이 좋은 듯 까딱까딱 발장단을 치며, 콧노래를 흥얼거렸다. ‘옆에 앉았던 내가 만약 그 말을 하지 않았다면 어땠을까?’ 싶은 의문이 들 정도로 밝아진 모습을 보는 나도 기분이 좋았다.

환승역에 도착해 내리려고 몸을 일으키는 나에게 단풍잎 같은 손바닥을 흔들며, 아이는 어깨를 들썩이는 최상급의 즐거움을 표현했다. 아이의 달콤한 배웅을 받으며 지하철 환승을 위해 걷고 있는 나의 발걸음도 새털처럼 가벼웠다. 얼굴을 가린 커다란 마스크가 아니었다면 더욱 예쁘고 웃음이 가득한 아이의 얼굴을 볼 수 있었을 텐데…. 하지만 어쩔 것인가, 코로나19 감염 예방을 위해 백신보다 더 중요한 것이 마스크라는데.

소통은 귀로 듣고, 눈으로 말하는 것이라 한다. 그래, 활짝 핀 꽃송이 같은 아이의 예쁜 눈웃음은 어쩌면 진정한 소통의 비법을 일깨워준 것이 아닌지 모르겠다. 소통의 법칙에는 내가 하고 싶은 말보다, 상대방이 듣고 싶은 말을 하라는 내용이 있다. 또한 혀로만 말하지 말고, 눈과 표정으로 말하라고도 한다. 비언어적 요소가 더 힘이 있다는 말이다.

눈은 시각적인 감각을 통해 사물과 대상을 보는 역할과, 마음 상태와 정보와 연상 등이 어우러진 감성을 표현하는 역할을 수행한다. 눈을 마주보지 않고 대화를 할 수 없는 것은, 눈을 통해 인정하고 받아들이며 배려하고 걱정하는 등 무수한 감정과 반응을 주고받을 수 있기 때문이다. 회의나 토론, 강의 등을 할 때도 마찬가지다. 시선이 동반되지 않은 말은 허공에 떠도는 소리에 지나지 않을 뿐, 진정성을 느낄 수가 없다는 것이다.

사람이 감각기관을 통해서 획득하는 정보의 80% 이상이 시각을 통해서 얻어진다고 한다. 하지만 눈은 사람의 감각기관 중 가장 빠르게 노화가 찾아온다고 하니, 다시금 눈의 소중함에 대해 주의를 기울이지 않으면 안 될 것 같다. 건강하고 아름다운 눈을 간직하기 위해서는 피로와 스트레스 등 외부의 자극으로부터 관리를 소홀히 하지 않는 것은 물론 아름다운 마음이 기본이 되어야 하겠다.

정치, 경제, 기후, 환경, 교육 문제 등 사회가 몹시 복잡하고 어수선하다. 하지만 그런 분위기 속에서도 잠시나마 따뜻함을 느낄 수 있었던 것은 감사한 일이 아닐 수 없다. 그 아이의 눈웃음. 많은 말보다 더 큰 뜻과 의미를 전달해준 아이의 눈에 비친 순수한 미소는, 꽁꽁 얼어붙었던 마음을 봄눈 녹듯 살며시 녹여준 행복의 바이러스가 아니었을까 싶다.

 

(Diterjemahkan olehh Kim, Young Soo)

 

Profil (작가 소개)




Huh Bong Jo, naik panggung dunia sastra lewar Siwasanmun pada tahun 2008. Menerima Hadiah Sastra Musim Semi Suljungmae tahun 2007.

허봉조, 2007년 설중매문학 신춘문예 당선. 2008<시와산문> 신인추천 등단

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top