Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-puisi Abed Ilyas

0

 


SANTIA(GO)

            : Sang Alkemis

 

I.

berdiri pohon ara di altar tua. menetas dari perut burung

 

sepasang mimpi berputar dalam kepalanya

ia terjaga. di tengah tidur domba-domba

mengamati bintang dari lubang langit-langit

 

dimintanya wanita gipsi mengupas mimpi

tapi kulit mimpi begitu keras. ia adu dengan

urim tumim: pertolongan raja terasing

 

II.

dengan bulu domba-domba ia arungi laut

menjawab panggilan angin timur. bertengger

pada pundak seseorang: berpakaian serba hitam

 

pelindung dari suku-suku yang berperang

di bawah bulan. Ia merenungkan sinar sebutir pasir

di pucuk piramid sebagai jawaban atas mimpinya

 

kembali ia. meminum endapan kicau burung

dari akar pohon ara


 

 

SEKILAS CAKRANEGARA

 

di arah matahari terbit

berdiri sebuah kantor penjaga

 

bentang jalan

                        toko-toko emas

pegawainya mengenakan karet gelang

                                    dari bungkusan nasi

 

bersama gigil malam

seorang gila duduk

melihat kerja mata lampu

                        satu nasib dengannya

diabaikan mata pengendara

 

pada bekas rutinitas pasar

kupu-kupu tua bersembunyi

                                    tubuh rapuh

                                                memperpanjang ruh


 

 

TAMAN KLEPUNG

 

klepug klepug air

 

berhamburan menjadi kolam

menjadi  taman serta keberagaman 

tempat mandi dayang-dayang

sekaligus rumah ular-ular

 

gelap mencuri senja dan selendang

ular-ular bermain di taman

menyentuh sesuatu dengan mulut

sebab ketiadaan tangan

 

pada kaki rerumput dan tubuh semak

dibuatlah rumah-rumah merak

memangsa melata agar tak berbiak

 

klepug klepug air

 

fajar menyiram tubuh dayang-dayang

dijaga mekar sayap merak


 

 

RESEP WAKTU

 

rutinitas kota

menyisakan isak kesendirian

 

kota adalah penyakit

sedang kesendirian menjadi obat

yang lupa diminum


 

 

TANGAN IBU

 

ibu menggendong anaknya

mulut dan karung menganga

di degup kota tanpa mata

 

hujan tumpah di ramai jalan

di merah pipi, di luka hati

 

tangan ibu begitu sibuk

mengelus kepala

mengelus dada

mengirim doa

tanpa suara

 

 


 

 

SARANG BURUNG

 

lapang bentang langit

siang benderang

bola semak kering tersepak angin

di kaku lengan pohon

dedaun huru-hara

 

pecah.

waktu, telur, serta tangis ibu burung

dalam kicau yang kacau


 

 

LENGAN KABEL

 

hari ini,

lengan kelapa kering

digagalkan jatuh oleh kabel

 

hari lalu,

burung dijerat tubuhnya

sayapnya luruh tersetrum

 

pohon-pohon

menumbangkan dirinya

kabel kehilangan bentang

lalu kota mati padam

 


 RIWAYAT PENYAIR


Abed Ilyas lahir di Mataram, 23 Agustus 1997. Alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Mataram. Ia bergiat di Komunitas Akarpohon, Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top