Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Art Exhibition “Lelayu”: Sebuah Refleksi Kematian

0

Art Exhibition “Lelayu”: Sebuah Refleksi Kematian 



Purwokerto- Rasman Maulana, seorang seniman muda kelahiran Banyumas, yang akrab dipanggil Rasman menggelar pameran tunggal. Pameran dilaksanakan pada 23-27 Desember 2023, bertempat di Kwalong Kopi, Karangsalam Kidul, Kecamatan Kedungbanteng-Banyumas. Jam buka pameran disesuaikan dengan jam buka coffee shop (18.30-03.00).

Rasman menyajikan sepuluh lukisan dengan berbagai objek surealis yang khas dari karakter karya-karyanya. Pada setiap lukisan, terdapat catatan kecil berisi narasi singkat yang berfungsi memberi petunjuk kepada pembaca dalam menafsir makna lukisan.

Pameran lukisan ini mengambil judul “Lelayu” yang artinya berita kematian. Judul ini diambil sebagai benang merah dari 10 lukisan, yang mengandung refleksi bahwa hidup tidak pantas disia-siakan. Keseluruhan karya dalam pameran ini seolah memberi catatan bahwa hidup merupakan sesuatu yang mahal dan tidak bisa dibeli atau ditukar dengan apapun. Pengambilan judul tersebut dilatarbelakangi maraknya kasus pembunuhan, pembantaian, peperangan dan insiden-insiden kematian.

Selain sebagai refleksi, Rasman mengatakan bahwa tujuan diadakan pameran ini adalah untuk mempublikasikan karyanya sebagai bentuk interaksi seorang seniman kepada publik. Selayaknya pegiat seni atau seniman, seperti seorang penulis menerbitkan buku, seorang musisi membuat album, seorang sutradara membuat film dan seterusnya. Jadi memang membuat karya untuk dipamerkan itu semacam tugas moral bagi perupa sebagai interaksinya kepada publik.

“Adapun tujuan secara spesifik pameran ini saya harapkan bisa menjadi sebuah refleksi tentang kematian agar hidup kita menjadi bernilai, bahwa hidup itu sesuatu yang mahal. Tidak lebih dari itu sebenarnya tujuan saya, karena suatu pameran memang sudah seperti takdir yang digariskan oleh alam semesta untuk perupa. Jadi menurut saya kalo seniman apapun tidak membuat karya yang dipublikasikan atau disampaikan kepada publik, dia tidak sah sebagai seniman, artinya tidak sah karena memang tugas seniman itu di ranah itu.” Tegas Rasman.

Meskipun ini merupakan pameran tunggal pertama bagi Rasman, tetapi sudah ramai dihadiri pengunjung dari berbagai kalangan serta penikmat dan peneliti dalam bidang kesenian. Tidak hanya memajang lukisan, pameran ini juga dimeriahkan dengan artist talk dan live musik pada opening.

“Saya berharap dengan adanya banyak pameran di sekitar Banyumas bisa menjadi pemantik ekosistem berkesenian dan menumbuhkan semangat para perupa muda untuk berkarya.” Tegas Rasman pada sesi artist talk berlangsung.

Adanya pameran ini tentu memberi sinyal bahwa seni rupa di Kota Satria masih menunjukkan eksistensinya. Sekaligus pula menjadi kabar baik bagi para pecinta seni, karena tumbuhnya ruang interaksi antara seniman dan masyarakat. Selain itu, seniman sebagai pembawa gagasan dapat menunaikan tugasnya kepada masyarakat selaku penerjemah realita dalam bentuk karya.

 



Faizatun Zunairoh Shofan. Lahir di Batam, 3 Agustus 2003. Saat ini sedang menjalani pendidikan di UIN Saizu Purwokerto. Tertarik dan berminat di dunia literasi dan bergabung di beberapa komunitas literasi, salah satunya Komunitas Cipta Gembira.


Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top