Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Lukisan Rasman Maulana

0

 


Kutanam Kemboja di Dadaku

40x30 cm – Acrylic on Canvas

 

Seandainya mengajukan sebuah kekuatan super, akankah kau akan meminta keahlian menghidupkan orang mati?

Sesekali dari pemikiran yang entah, kesendirian dan kehilangan berbicara mengenai apapun kemungkinan yang dapat diambil untuk menebus kesalahan terhadap orang lain atau bahkan diri sendiri. Lukisan kemboja yang tertanam di dada seseorang tentulah merupakan bentuk dari simbol kesedihan. Idiom dari bunga kemboja itu sendiri mengarah pada apa yang disebut orang sebagai kematian, atau ah bisa saja merupakan bentuk keikhlasan yang coba ditanamnya dalam dada.

Terlepas dari apapun itu, kemboja yang tertanam tetaplah berupa kesedihan yang barangkali coba digambarkan dalam lukisan ini. Ilustrasi semacam ini nyaris sama dengan ungkapan penyair, yang mengambil bunga kemboja sebagai elemen kematian dalam puisinya. Apabila dalam lukisan ini digambarkan pohon kemboja yang ditanamkan ke dalam dada sebagai bentuk kepasrahan, saya lebih sepakat bahwa kemboja ini bergerak sebagai usaha untuk mengiringi kematian seseorang. Sekalipun pada kenyataannya, usaha yang demikian tidak lantas dapat menemani seseorang dalam kematiannya.

Ketika dada diletakkan untuk mengafirmasi perasaan, maka secara logika, lukisan ini memiliki keterbatasan dari apa yang nyata. Dengan kata lain, ia memusatkan segala perasaan manusia di dalam dada. Rasman Maulana membuat ilustrasi dada yang ditumbuhi kemboja dengan mengubur segala yang bersifat abstrak dalam lukisan ini. Perspektif ini perlu dibangun dan dikonfirmasi.

Dengan menggagas aspek relasi antara dada dan kemboja terhadap kematian. Saya masih bimbang sekedar untuk menemukan ekspresi abstrak. Terlepas dari semua itu, lukisan ini berhasil memberi refleksi atas kesendirian dan kesedihan. Hal yang sama seperti ketika kita menyadari segala yang natural terbentuk dari ide abstrak dan intuisi.

(Efen Nurfiana)



RIWAYAT PELUKIS


Rasman Maulana. Lahir di Banyumas, 1999. Menggeluti seni lukis sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan. Aktif di beberapa organisasi seni rupa di desa kelahirannya: Visi Visual, Pakebonan Galery dan PulKamfest. Semenjak masuk perguruan tinggi aktif menjadi anggota UKM Seni Rupa IAIN Purwokerto. Sudah belasan kali mengikuti pameran lukis dan sketsa, di antaranya: Artfreedom, Pameran Kawula Muda, Pameran Kantong Keresek, Pentas Citra, Pameran Sapa bae Teyeng dan lainnya. Selain melukis Rasman juga menulis puisi dan cerita. Di luar kegiatan keseniannya Rasman mengelola Komunitas Cipta Gembira Indonesia.


Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top