Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-Puisi H.M. Nasruddin Anshoriy Ch.

0


MATA MAUT

 

Mata maut menatap 

dukaku!

 

Tuhanku

Kuketuk pintuMu 

dengan peluk lapuk

 

Jalan panjang keabadian 

Telah tiba di pelupuk mata

 

Siap tak siap 

kusapa senyap

Menggigil jiwaku 

meratapi lorong gelap 

masa lalu

Sendiri dan yatim-piatu

 

Tuhanku

Hanya istighfar 

yang menjadi tikar

terakhirku

Bahkan dalam kubur

Terus kugelar istighfar itu

 

Semoga jalan berjelaga 

di masa lalu itu 

hanya fatamorgana

Semoga tabungan cinta 

dan amal rindu ini 

tak hanya sia-sia

 

Tuhanku

Berbekal akal 

Ternyata tak mampu menajamkan pikirku 

Membaca Kekal

Dengan peta takwa ini 

kujalani tegak lurus 

akhir hayatku

 

Pada Kun firmanMu

Kuterima dengan tunai 

fayakun cinta ini 


Gus Nas Jogja, 31 Juli 2021




 

HIJRAH

 

Dalam hijrahku ada tapak kaki yang mengucap sunyi

Mengikuti jejak nabi di rimba berduri

Kuberi nama puisi

 

Dalam puisi ada derap kata-kata 

Mengibarkan salam dedaunan di keindahan alam

Kusebut ia rindu

 

Dalam rinduku kusebut nama

Menanti semesta kepastian untuk hidup bersama

Kupuja ia dengan sebutan cinta

 

Dalam hijrahku akulah puisi

Dalam hijrahku akulah rindu

Dalam hijrahku akulah cinta 

 

Kuhijrahkan puisi dari rindu ke cinta 

Dari cinta menuju Sang Maha Segala! 


Gus Nas Jogja, 9 Agustus 2021




 

KEMERDEKAAN ITU

 

Kemerdekaan itu makrifat

Ia sempurna bagi ruhani yang telah sampai 

Memerdekakan itu syariat

Ia berjuang untuk pembebasan jasmani yang dipasung oleh nafsu dan syahwat

 

Sedangkan tarikatnya adalah mencintai Ibu Pertiwi

Kemerdekaan yang tak menistakan dan menodai bangsa sendiri

 

Kemerdekaan itu rumah megah tanpa pintu 

Terbuka dengan segala macam pinta

Tangan menadah menatah doa

Hati menunduk menjauhi dosa

Atapnya cakrawala 

 

Di rumah kemerdekaan 

Kebebasan menentukan sendiri takdirnya

Akal budi merayakan jati diri

Akal sehat mengucap selamat

Tak ada yang lebih utama selain cinta

 

Di rumah kemerdekaan 

Agama dan kebangsaan saling menguatkan

Ekologi dan ekonomi tak saling melukai 

Kebahagiaan dan kesejahteraan seiring sejalan

Indonesia adalah rumah bersama

 

Kemerdekaan itu melestarikan 

Merawat alam semesta dengan kekuatan cinta 

Memakmurkan bumi dengan keindahan hati

 

Kemerdekaan itu menyempurnakan kemanusiaan

Mengembalikan pada fitrahnya


Gus Nas Jogja, 16 Agustus 2021






Tentang Penulis

           H.M. NASRUDDIN ANSHORIY CH. atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, H.B. Jassin, Mochtar Lubis, W.S. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dan lainnya.

 

           Tahun 1987 menjadi Pembicara di Forum Puisi Indonesia di TIM dan Pembicara di Third’s South East Asian Writers Conference di National University of Singapore. Tahun 1991 puisinya berjudul Midnight Man terpilih sebagai puisi terbaik dalam New Voice of Asia dan dimuat di Majalah Solidarity, Philippines. Tahun 1995 meraih penghargaan sebagai penulis puisi terbaik versi pemirsa dalam rangka 50 Tahun Indonesia Merdeka yang diselenggarakan oleh ANTV dan Harian Republika.

 

        Menulis sejumlah buku, antara lain berjudul Berjuang dari Pinggir (LP3ES Jakarta), Kearifan Lingkungan Budaya Jawa (Obor Indonesia), Strategi Kebudayaan (Unibraw Press Malang), Bangsa Gagal (LKiS). Pernah menjadi peneliti sosial-budaya di LP3ES, P3M, dan peneliti lepas di LIPI; menjadi konsultan manajemen; menjadi Produser sejumlah film bersama Deddy Mizwar. Tahun 2008 menggagas dan mendeklarasikan berdirinya Desa Kebangsaan di kawasan Pegunungan Sewu bersama sejumlah tokoh nasional. Tahun 2013 menjadi Pembicara Kunci pada World Culture Forum yang diselenggarakan Kemendikbud dan UNESCO di Bali.


Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top