Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-Puisi Ni Wayan Kristina

0

 


TENUN GRINGSING

 

aroma minyak kemiri menusuk hidung

kapas-kapas dipintal menjadi

benang-benang pengharapan

tiga warna dasar dari alam lambang Tridatu

merah, kuning serta hitam

menjadi warna utama

 

puan dengan rambut putih

terdiam, menenun kisah

bersama segenap alat tradisional

dengan teknik ikat ganda

hingga tercipta motif tenun mengagumkan

lima tahun mencapai keindahan untuk karya istimewa penuh wibawa

 

tersebutlah dalam Kakawin Nagarakretagama

"Kain Tenun Gringsing menjadi tirai-tirai salah satu kereta kencana Hayam Wuruk"

 

sebab Gringsing sudah tak asing

suguhkan makna magis

penolak segala bala dan bahaya

 

Bali, 29 Januari 2022




 

RUMAH TERAKHIR

 

Aku menyisir jalan setapak, terlihat tubuh-tubuh rubuh, ruh menjauh. liang lahat tak dipahat seperti rumah terakhir lainnya. badan-badan kasar terbaring di atas tanah tak berdenyut.

dua lubang hidungku kembang kempis mencari adakah busuk bau-bau tubuh di atas dada tanah.

 

Telah hanyut segala busuk oleh sulur-sulur taru menyan. berdinding pagar bambu, mayat-mayat terbujur kaku dalam tidur abadi tanpa dengkur, tanpa mimpi.

 

Sesekali alisku mengernyit, heran. tubuh-tubuh pucat berjejer dengan sekawanan dalam tradisi Mepasah, beratap rimbun pohon beralas tanah. diguyur tangis gerimis, dijilat lalat direbut ulat. tak peduli dicabik binatang apa. sebuah tradisi unik tak dapat ditampik.

 

Bali, 01 Desember 2021

 

Mepasah : Tradisi di Desa Trunyan, Bali di mana jenazah tidak dikuburkan, tapi dibiarkan terbaring di atas tanah hanya dipagari bambu.




 

KESUMBA

 

Tubuh sintal kekar

Sumur raksasa digali

Pasukan bersenjata melingkar

ingin kubur ruh berikut raganya.

 

"Laksanakan, timbun ia dengan batu!"

Gema titah gemparkan prajurit

Bumi bergetar, batu-batu menghujani tubuh

Perang semakin sengit

Melangit seruan prajurit.

 

Gunung kapur diserbu

Segenggam kapur hantam kepala

Kekuatan lenyap bersama debu sisa tempur

Saling gempur.

 

Mendadak mulut-mulut bungkam

Segenap mata membelalak di antara perang

Yang semakin bergejolak

Keris menikam,

Tubuh dipeluk kesumba, berderai darah ksatria Kebo Iwa di sumsum bumi

Oleh Patih Gajah Mada

Persatukan nusantara.

 

Bali, 19 November 2021






SUDUT JENDELA SURGA

 

Hidup dipilin persoalan

minim pendidikan

Perempuan

buta kata

 

Mengufuk doa di kaki senja

Hidup sehambar timun suri

Namun bugar badan tak henti

bergumul bersama terik dan rintik hujan

Tuhan cemeti diri

 

Di lumbung hati

Ia petik bermacam bunga

Sebab mekar bunga di bibir entah di mana

Ia rangkai lingkar janur kuning

Ia jajakan dari pintu ke pintu lain

 

Sembari menatap tangannya

Ia ucap syukur

berkah merekah dari sudut jendela surga.

 

Bali, 30 Oktober 2021




 

SUATU HARI DI DEPAN PURA

 

Gemercik air pancuran

Menyambangi telinga

Simpuh kaki depan pura

 

Hingga terhempas segala beban

Lesap seluruh amarah juga derita

Jiwa papa tak lagi gusar

 

Ruh pada tubuh sepakat

Menjemput tobat

Diantar asap dupa

 

Aroma semerbak menjelajah nurani

Merambat ke penjuru arteri

Suci tirta guyur ruh juga tubuh

 

Bali, 25 Oktober 2021




 

IKRAR MENUJU RANJANG KEHIDUPAN

 

Suatu pagi segenap bunga berpesta

pohon-pohon berdendang

kumbang-kumbang menari ramaikan suasana

 

berhias kanagara di kepala

berselimut busana pengantin

mantera melantun bersama alunan genta

memohon berkat dan rahmat

bagi kedua belahan jiwa

 

sebuah ikrar sakral dirapal

tubuh menjura di hadapan wali

menantu meminta restu

agar menjadi pasangan jatmika

dan jauh dari jentaka

 

malam pertama tiba

ranjang kehidupan menunggu

berhias mawar merah di atas pembaringan

 

seorang ibu mengintip dari sela pintu

menyeka air mata bersama hela napas panjang

tersadar sepanjang hidup tak pernah ia lihat putrinya sebahagia hari itu.

 

Bali, 23 Juli 2021


 



TENTANG PINTU YANG SELALU TERBUKA

 

Pintu surga terbuka

Wangi dupa menjelajah hidung umat

Syukur menaiki anak tangga

Bibir merapal bait doa

 

Kelopak mata beradu hingga pejam

Menyimpan air mata bahagia

Atas nikmat hembus napas

Memenuhi dada kiri

 

Di sana

Pintu itu terbuka lebar

Menunggu ketulusan hati

Pencari surga

 

Pintu itu idaman umat beriman

Yang senantiasa melempar tanya

Mengapa pintunya selalu terbuka

Megah gedung surga

Mewah tiada tara.

 

Bali, 18 Oktober 2021




 

RÉVER

 

sebuah ruang kutapaki

bersama imajinasi hijau

kubentuk puisi ugem pada keyakinan

kuhempas letih

sebab tak ada alasan untuk berhenti

mengukir mimpi dengan puisi

melukiskan kisah, sejarah, budaya juga cinta

di barisan buku-buku dunia

lalu terbang ke negeri seberang

 

Bali, 25 Desember 2021




 

PELUKAN RANTING

 

Dalam gemuruh langit sore

burung-burung melambaikan sayap

memanggil bocah-bocah berlarian

di pematang sawah

 

Kabut menjadi selimut perjalanan

abu menjejal mata juga telinga

lahar dingin menggerus jejak

rumah-rumah menjadi unggunan lumpur

 

Jerit dua bocah di atas ranting

tersesat, tak tahu rumah mana

yang harus mereka jamah

sebab semua lesap dalam sekejap

 

Kelandis, 30 Desember 2021


 

MENUNGGU PENDAR BERTANDANG

 

dalam hati yang lindu

mereka hendak memejam mata

namun kemalangan menikam

mengepung, hingga terjerembab

tangan-tangan medikus menghunus setiap tikaman

lalu meramu penawar

 

ada yang menjalar pada pori pori bumi

mungkinkah bersembunyi pada hujan

atau mengendap-endap pada hembusan angin

ditakuti

namun beri petuah, perintah yang sukar dibantah

aturan diperketat mengharap taat

dan itu selalu terudar pada linimasa

 

aku yang pandir, sungguh tak paham

hanya percaya

waktu akan mengubur pada kedalaman menjadikan masa silam yang kelam

menjadikannya sejarah penuh petuah

sampai setitik pendar bertandang sirnakan marabahaya.

 

Bali, 10 Juli 2021




Tentang Penulis

NI WAYAN KRISTINA, kelahiran Pupuan 01 Februari 1991. Nama penanya Rambut Kristinta. Beberapa karya antologinya yang telah terbit yaitu Antologi Puisi Tinta Pelangi Cinta 2020, Cerpen Bahasa Bali Semprong Puun, Dongeng Rimba Cerita bersama Made Taro, Antologi Puisi Pijar Sebuah Ruang, Bung Hatta, dan Manuskrip Bintoro. Selain itu, puisinya masuk dalam peserta 4 karya teruji oleh sutera.id (2021) dalam antologi yang berjudul eksploit organ dalam. Karyanya termuat di beberapa media online seperti Media Bali, Competer Indonesia, Dermagasastra, Riau Sastra, Tajdid.id, Buletin Kapas, Ngewiyak.com, Semesta Seni, Pahatan Sastra dan TirasTimes. Ia merupakan Juara 1 Lomba Cipta Puisi AIS (Agustus-September 2021) dan Peraih Anugerah COMPETER Indonesia 2022. Tunak di Community Pena Terbang (COMPETER) - Indonesia. Belajar di Asqa Imagination School (AIS) dan tergabung dalam grup kepenulisan KEPUL dan Komunitas Kembang Rampai-Bali. IG: @pucekristina, WA: 082236407208.



Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top