Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Esai Cho Hea Ran

0


WANITA UNIT PANCI

 

Oleh : Cho Hea Ran

 

Istilah ‘Wanita Unit Panci’ mengingatkan kembali waktu aku yang penuh harapan besar dan keindahan pada masa silam. Karena anak-anakku mulai masuk SD dan aku sendiri juga dapat melihat sekelilingnya dengan pandangan tenang walau kekuatan fisiknya mulai merosot. Bahkan jika ada masalah harga diri yang dirusak atau menghadapi kesulitan yang besar, aku, seolah-olah seorang wanita yang tahu semuanya, sering berguman “Segala sesuatu masalah duniawi seperti ini akan pasti berlalu.” Aku menyebutkan masa itu, ‘waktu unit panci.’ Sekarang aku ingin mulai menceritakan apa arti panci itu.  

Waktu itu adalah tepatnya awal tahun 70-an lalu. Aku tak mau menceritakan serba -erbi tentang pemerintahan Persiden Park dan REPELITA pada waktu itu, karena aku tak sanggup memperdulikan masalah serupa itu. Aku tinggal di apartemen yang dibangun oleh Perusahaan Umum Perumahan Korea, seluas 40 meter persegi, di pinggiran kota bersama dengan suami dan tiga putriku. Kemudian kami pindah rumah ke kompleks perumahan nasional di Galhyeon-dong, Seoul. Lokasinya paling terpencil dan terpojok di sekitar SMA Daesung dan SMA Siswi Sunil sekarang. Tapi, pada waktu itu, di areal situ, rumah-rumah mewah juga dibangun, khususnya di lapangan terbuka bukit yang dapat menghubungkan dengan pasar. Rumah mewah itu memiliki alat pemanas (bahan bakarnya adalah briket) di ruang bawah tanah, setelah naik tangga dan membuka pintu masuk, dapat menjumpai ruang dapur bergaya dunia barat dan ruang tamu yang didekorasi dengan kayu yang berharga mahal. Jika menaiki tangga dari ruang tamu, dapat memasuki kamar yang mungil di bawah atap. Rumah mewah itu, nampaknya persis sama dengan rumah yang tampil di film Perancis.

Ketika anak keduaku masuk sekolah dasar, aku mulai mengenal ibu-ibu di rumah gaya dunia barat itu. Sebenarnya, aku yang hidup pas-pasan sambil membayar iuran perumahan cukup besar, sama sekali tidak memperdulikan kehidupan mewah mereka antara lain, penyediaan lemari pakaian yang didekorasi dengan kulit kerang, cangkir kopi Corning (katanya tidak dipecah meski dilemparkannya), vas keramik setinggi seorang anak, dan sepasang patung gajah yang berharga mahal, hampir sama dengan biaya hidup tiga atau empat bulan bagi keluargaku, seperti untuk menjaga kondisi kesehatan anak di rumah. Sebuah lapangan terbuka yang kecil memisahkan kawasan kami dengan kawasan mereka seperti halnya garis perbatasan. Aku bertemu dengan ibu-ibu dari desa mereka di sekolah.

Di antara mereka, ada seorang ibu yang bernama Ibu Su-yeon. Dia adalah seorang pegawai pemerintah seperti halnya suamiku. Tapi, taraf kehidupan keluargaku jauh berbeda rendah dibanding dengan kehidupan dia. Lucunya eselon dia sama dengan suamiku. Tapi aku yang agak lamban tidak merasa konflik sambil memikirkan “manusia tak dapat diratakan satu sama lain.”

Keluargaku cukup merasa puas menanam bunga, rumput dan meletakkan batu kecil dan menghancurkan tempat tempayan saus untuk membuat tangki air kecil sebagai tempat anak-anak bermain air di pekarangan sempit. Ada seorang ibu bernama Ibu Tae-hee yang tinggal di kawasan mereka. Kalau kami bertemu di jalan, saling memberikan salam dan dia sering mengajak aku untuk bersama-sama pergi ke pasar. Tapi, lama-lama, mereka, yakni Ibu Su-yeon dan Ibu Tae-hee, kadang kala menyebutkan istilah ‘Unit Panci’. Awalnya aku tidak tertarik pada komunikasi mereka sendiri tapi beberapa saat kemudian, aku menyadari apa yang ditujukan oleh istilah ‘Unit Panci’ itu. Pada suatu hari, di pasar, aku mendengarkan gumam mereka yang berbisik sambil melihat seorang wanita.

“Unit Panci sedang melewati kami.”

Aku tahu benar apa artinya ‘Unit Panci’ itu. Wanita yang aku temui di pasar juga tinggal di kawasan mereka. Umurnya sekitar 3 atau 4 tahun lebih tua daripada aku. Dia adalah seorang wanita yang sangat sederhana, tapi wajah dan dandanannya lebih meriah daripada aku. Apa sebabnya si wanita itu dipanggil sebagai ‘Unit Panci’?  

Rumah baru dan mewah di kawasan merekapun kalau dibuka pintu masuk, dapat dilihat sampai dalamnya tanpa halangan apapun. Terutama jika pintu belakang ruang dapur dibuka, dapat melihat segala sesuatunya di dalam rumah-rumah tetangganya. Oleh karenanya, pemilik rumah sini dan pemilik rumah situ saling tahu keadaan ruang dapur masing-masing, misalnya jenis lauk-pauk, jenis mangkuk, bahkan jumlah sendok dan sumpit, khususnya selama musim panas yang harus membuka jendela dan pintu masuk untuk menghindari suhu udara panas. Siapa saja tahu apa yang disebut skala tingkat budaya keluarga itu setelah melihat ruang dapur. Ibu Su-yeon adalah ibu yang kaya raya, karena rumah asalnya cukup kaya dan suaminya pun cukup berkemampuan. Oleh karenanya anak-anaknya hanya memakan makanan Amerika yang bergizi tinggi dan seorang pembantu perempuan bekerja untuk mengurus rumah tangganya. Tapi, ibu-ibu di kawasan mereka, semuanya tidak begitu. Ada juga ibu-ibu yang tinggal di rumah mewah bertingkat dua meskipun masih mengalami berbagai kesulitan ekonomi antara lain, penghematan biaya kehidupan semaksimal mungkin, pinjaman uang dari bank, dan pembayaran iuran perumahan dengan susah payah. Oleh karena itu, taraf kehidupannya tetap menghadapi berbagai kesulitan. Wanita ‘Unit Panci’ adalah ibu rumah tangga serupa itu. Ibu Su-yeon sangat menyesal keadaan ruang dapur di depan rumah. Karena ibu rumah depan masih menggunakan kompor briket bukan gas untuk memasak dan masih memakai meja makan tua. Di atas meja makan tua, selalu terletak panci besar dan kecil (mungkin berisi kentang goreng, kacang goreng, atau tauge yang dicampur dengan cuka). Setiap saat makan, para anggota keluarga rumah di depan, yakni sepasang suami istri dan tiga anaknya berkumpul bersama di meja makan tua untuk menghabiskan lauk-pauk di dalam panci. Keluarga itu berusaha semaksimal mungkin untuk membayar imbalan yang cukup besar untuk tinggal di rumah mewah itu. Ibu Su-yeon dan ibu Tae-hee nampaknya bisa mengabaikan ibu di rumah depan. Untuk kenyamanan, mereka tanpa merasa kesalahan, memanggil si ibu itu, ‘Wanita Unit Panci’.  

Pada waktu itu, aku menyadari bahwa aku adalah orang munafik yang kontradiktif dan sangat bersifat kepribadian ganda. Aku baru tahu, aku adalah pembohong, karena selama ini, katanya aku tidak tertarik pada kedua wanita itu yang mampu mengatur urusan rumah tangga dengan mantap atas bantuan seorang pembantu perempuan yang berumur 10-an tahun, dan sering pergi ke tempat rahasia untuk membeli mangkuk buatan asing atau kosmetik baru, mengenakan pakaian yang cocok untuk empat musim. Selama ini, Aku membohongi diri sendiri karena sebenarnya akulah ‘Wanita Unit Panci’. Aku tak dapat melebihi kemampuan mereka. Oleh karenanya. Selama ini, aku selalu mencari-cari kelemahan mereka. Tapi, tetap gagal. Latar belakang pendidikan pun, mereka lebih meriah daripada aku. Ibu Su-yeon tamat Universitas A di kota Daegu dan Ibu Tae-hee telah memperoleh S1 dari Universitas E yang terkenal itu.

Apakah aku dapat menghindari nasib ‘Unit Panci’ sekarang? Tentu saja, wadah yang anda pakai sekarang bukan panci lagi. Banyak wadah diproduksi setiap hari dan paling nyaman dan paling baik digunakan adalah mangkuk plastik. Itu adalah mangkuk plastik dengan gratis ketika anda membeli barang di toko bahan makanan. Ketika dua anak perempuanku menyiapkan makan untuk suaminya di rumah, mereka mencari-cari mangkuk yang bagus dan cantik. Tapi ketika aku sendirian, atau bersama suamiku, hanya menyediakan makan dengan wadah plastik yang langsung ambil dari lemari es. Setelah makan, aku bisa memasukkannya lagi ke lemari es dan mengeluarkannya kembali saat makan berikutnya. Bahkan anak perempuanku meremehkan aku yang masih menggunakan mangkuk plastic. Aku tak dapat meninggalkan kehidupan ini dengan ‘Unit Panci Modern ini’. Tak bisa membuangnya. Karena aku tidak suka berpikir suatu ilusi lain selain aku sendiri, dan ini adalah kehidupan paling nyaman yang cocok bagiku. Aku sama sekali tidak mengharapkan kelebihannya karena aku takut jatuh dalam kasus apapun.

 



<수필>

 

냄비부대 여자

 

조혜란

 

냄비부대라 하면 내게 가장 희망이 있고 아름다움이 있는 시절이라 생각하고 싶습니다. 아이들은 초등학교에 들어가기 시작했고 나 자신도 체력은 좀 처져 힘이 들지만 나를 위시한 내 주위를 찬찬히 돌아볼 마음의 여유가 생기기 시작했기 때문입니다. 자존심 상하는 일이나 힘든 난관이 닥쳐도 “세상이 다 그런 걸, 부닥쳐 싸우다 보면 지나가 버릴 것을.”하고 마치 세상을 다 살아본 아낙네처럼 주절대곤 한 시절입니다.

나는 그것을 냄비부대 시절이라고 합니다. 그러면 냄비부대가 무엇인지 이야기하겠습니다.

시기로 보면 70년대 초쯤 되겠지요. 박통이 어떻고 경제개발 5개년이 어쩌고, 내가 그런 것까지 신경 쓸 처지는 못 되니 그 얘기는 그만두겠습니다. 나는 12평짜리 아주 변두리 주공 아파트에서 남편과 세 딸과 살다가 갈현동 국민주택 단지로 이사를 했습니다. 지금의 대성 고등학교와 선일 여고 근처가 되겠습니다. 갈현동에서도 제일 구석지고 외진 곳이지요. 그러나 시장 쪽으로 넘어가는 언덕배기 공터에는 그때에도 고급 문화주택이 지어지고 있었습니다. 보일러(연탄) 지하실이 있고, 계단을 올라가 현관문을 열면 근사한 서양식 입식 부엌이 있으며, 원목 무늬로 장식한 거실이 있습니다. 또 응접세트가 있는 거실에서 계단을 올라가면 아기자기한 지붕 밑 방이 있습니다. 내가 보기엔 프랑스 영화에서나 봄 직한 주택입니다.

둘째 아이가 초등학교에 입학하면서 나는 서양식 문화주택에 사는 그곳 엄마들을 알게 되었습니다. 나야 외국 자본으로 지었다는, 그나마도 적지 않은 주택부금까지 내고 힘겹게 사는 처지지만, 그러나 비싼 자개장롱에 도깨비시장에서 사 온다는 ‘코닝 커피잔’(던져도 안 깨진다는군요), 웬만한 아이 키만 한 도자기 화병에 또 집안에 코끼리 상이 있으면 아이가 무병(無病)한다고 하는 나의 서너 달 생활비와 맞먹는 화려한 코끼리 장식품을, 그것도 한 쌍을 거실에 떡하니 놓고 살아도 나는 별로 관심이 없었습니다. 삼팔선이 그어진 것처럼 그 동네와 우리 동네는 조그만 공터 하나 차이가 났었는데, 그들을 학교에서 엄마끼리 만난 것입니다.

그중 수연이 엄마는 우리 남편과 같은 순수 국가 공무원이었고 급수도 같은데, 이렇게 차이가 나니 좀 우습기도 합니다. 그러나 내가 조금 둔한지 “인간이란 다 똑같을 수가 없으니까” 하고 갈등을 느끼지 않았습니다.

조그만 마당에 화초를 심고, 잔디를 심어 돌을 깔고, 우리 아이들이 물장난하기 좋게끔 장독을 헐어 작은 물탱크를 만드는데 족했습니다, 수연이 엄마와 같이 다니는 태희 엄마라는 분도 바로 삼팔선 이웃에 살아서 길에서 만나면 아는 척도 하고 그 아래 시장에라도 갈라치면 집 앞에서 나를 부르곤 했습니다. 그런데 언제부터 인가 두 사람은 곧잘 ‘냄비부대’라는 말을 입에 올렸습니다. 처음엔 그냥 그들만의 대화려니 하고 관심을 두지 않았는데, 얼마 후에 나는 그 냄비부대라는 말이 누굴 지칭해서 하는 말인 줄 깨달았습니다. 이미 나는 냄비부대라는 말을 익히 들었기 때문에 어느 날 시장에서 만난 한 여자를 보고 ‘냄비부대’ 지나간다고 하고 둘이 중얼거린 말을 들은 것입니다. 시장에서 만난 여자도 역시 삼팔선 저쪽 여자입니다. 아이들 크기로 따지면 나보다 3~4년 연상이겠죠. 인물이나 차림새도 나와 비교해도 나으면 나았지 못할 것 없는 아주 평범한 여자입니다. 그런데 왜 그 여자를 보고 냄비부대라 할까요?

삼팔선 이웃에 새로 지은 문화주택이라 해도 대문만 열어놓으면 앞집 안방이 보일 정도입니다. 특히 주방이 있는 뒷문을 열고 있노라면 담이 붙어있는 이웃집들은 거의 안이 들여다보입니다. 그러니 이쪽 주방과 저쪽 주방은 한여름 문을 열어놓고 대충 보아도 무슨 반찬을 해 먹고 어떤 그릇에 숟가락이 몇 개 있는 것도 알게 되지요. 소위 문화 수준의 척도라는 부엌 문화를 알게 되는 것입니다. 수연이 엄마는 친정도 부자고 또 남편도 돈을 잘 벌어다 주니 좋은 살림살이에 아이들은 영양가 많은 미제(美製) 식품만 먹이고, 일하는 처녀(일명 식모)도 두고 살지만, 누구나 다 그런 것은 아닙니다. 그동안 안 먹고 안 쓰고 허리띠 졸라매며 절약하고, 은행 돈 꾸고 주택은행 정기부금 들고, 그리고 또 어렵게 돈을 구해 붉은 벽돌의 예쁜 미니 이층집을 사서 살게 됐으나 그 살림 규모가 얼마나 옹색하고 힘들겠습니까. 냄비부대 여자가 바로 그런 여자인가 봅니다. 수연이 엄마가 보기엔 마주 보는 그 집 부엌살림이 하마 꽤 한심스럽게도 됐습니다. 골목 저쪽 사람도 쓰는 ‘가스레인지’도 못 쓰고 연탄 화덕에 밥을 해 먹고 구닥다리 찬장에 단칸방에서나 쓰는 두레상에서 식구들이 식사합니다. 두레상 위에는 항상 크고 작은 냄비(짐작하건대, 그 안에는 감자조림이나 콩자반 또는 콩나물무침 같은 것들이 들어있겠지요) 안에 반찬들을 조리해 놓고 두레상 위에 올려놓으면 식사때마다 남편과 세 아이들이 식사를 합니다. 식구들은 물론 불평 한마디 안 하고 반찬이 없어질 때까지 며칠간 그 자리에서 식사합니다. 그렇게 해서 그 집 식구들은 좋은 집에 사는 대가를 톡톡히 치르고 살고 있는 중이지요. 수연이 엄마나 태희 엄마의 수준으로는 무시할 만도 합니다. 그 뜻에 악의야 없겠지만 편의상 그들은 그 여자를 냄비부대라 했던 것입니다.

그때 내가 나를 돌아보았을 때 내가 얼마나 이중인격자며 모순된 위선자라는 것을 깨달았습니다. 그것은 두 여자가 10대 식모를 두고 조촐하고 깨끗이 살림을 하면서 사계절 몸에 맞는 옷을 해 입고 새로 나온 외제 그릇이나 화장품을 사기 위해 은밀한 곳을 드나들어도 관심이 없다는 것이 말짱 거짓말이라는 것을 깨달았습니다. 그저 아닌 척하는 것뿐이지요. 그리고는 뒤돌아서 생각하니 바로 내가 냄비부대 여자인 것입니다. 나라고 그 수준에서 벗어나지 못하였으니 공연히 내가 억울하고 화가 나서 그 여자들을 무식하다고 흉을 봤지만 무식하다니요. 수연 엄마는 대구에 있는 A대 출신이고 태희 엄마는 E대 출신이라고 자기소개까지 했습니다.

지금이라고 내가 냄비부대 신세를 면할 수 있나요. 물론 지금 사용하는 용기(容器)가 냄비가 될 수는 없겠지만 기억도 못 하는 여러 가지 용기가 매일 나오고 있어도 가장 편하고 쓰기 좋은 것은 플라스틱 그릇입니다. 식품점에서 물건을 사면 공짜로도 주는 물건입니다. 딸아이가 와서 제 신랑들 밥상을 차리려면 구석구석을 뒤져 알량한 그릇을 찾아 딴에는 예쁘게 덜어내어 상을 차립니다. 그러나 나 혼자 있을 때, 아니 남편과 둘이 있을 때는 냉장고에서 ‘플라스틱’ 용기 채로 상을 차립니다. 식사가 끝나면 냉장고에 다시 넣고 다음 식사 때에 다시 꺼내면 됩니다. 딸아이들이 흉을 보아도 나는 이 현대판 냄비부대 생활을 버리기 싫습니다, 버릴 자신도 없고요. 왜냐하면, 나 아닌 다른 허상을 생각하는 것 같아 싫고 이것이 나와 어울리는 가장 인간적인 생활이기 때문입니다. 그 이상을 원하지 못하는 것은 어떤 경우에도 내가 추락(墜落)하는 것이 두렵기 때문입니다.

 

 

(Diterjemahkan oleh Kim, Young Soo)

 

 

Profil Penulis (작가 소개)


Cho Hea Ran, lahir di kota Seoul, naik panggung dunia sastra lewat “Siwa Sanmun” tahun 1996. Bergiat sebagai anggota “Simunhoi”, “Perhimpunan Penyair Hijau Korea”, “Persatuan Sastrawan Kristen Korea”, “Pusat Korea untuk International Pen Club”, “Persatuan Sastrawan Korea”. Mantan ketua Persatuan Sastrawan “Siwasanmun”. Menerbitkan kumpulan esai Wanita Unit Panci dan Rumput Warna Emas pada Masa Silam

 

조혜란, 서울 출생. 96년「시와 산문으로 등단. 시문회 회원, 한국 녹색 시인 협회 회원, 한국 기독교 문인협회 회원, 국제 펜클럽 한국본부 회원, 한국 문인협회 회원. 「시와 산문」 문학회 회장 역임. 수필집 「냄비부대 여자」, 「옛날의 금잔디」가 있다.  


Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top