Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-puisi Bayu Suta Wardianto

0


 

MENCARI TUHAN DI SUATU MALAM

 

tadi malam aku sambangi rumah tuhan

sambil menenteng buku catatan,

aku ketuk kencang pintu kayu berwarna cokelat

orang-orang melihatku dengan mata yang tajam

mata mereka seakan ingin menusuk

dan menyayat segala bagian tubuhku

 

ternyata, tuhan tak ada di dalam

orang-orang memperhatikan semakin geram

beberapa dari mereka berkata pergilah

lainnya berteriak sudahlah

di pintu yang lain, kulihat sunyi berlari

meninggalkan rumah tuhan

 

aku terdiam

di pelataran rumah tuhan

orang-orang berkumpul dan berdansa

makanan hasil pengasapan

minuman hasil pengendapan

tersaji di atas hamparan rerumputan

aku berlari mengejar sunyi ke arah kegelapan

di kegelapan, tuhan belum juga nampak

sunyi berlari lagi ke arah tegalan

aku mengejarnya dengan setengah kelelahan

di tegalan, tuhan juga tidak datang

akhirnya aku tak lagi mengejar sunyi

 

aku kembali ke peraduanku

sedang di langit malam,

segala warna berhamburan

dibarengi dengan suara-suara letupan

 

Purwokerto Timur, Januari 2021




 

DOA PUISI

 

Aku telah membongkar kuburnya

Kumatikan gejolak api di atas persemayaman

Orang-orang membeku dengan mata yang kuyu

Peti kayu jati dengan ukiran segera terbuka

 

Puisi belum mati

 

Aku melihatnya,

Ia terbang ke segala arah

Membelah tubuhnya entah berapa

Orang-orang tak bisa menghitungnya

 

Puisi belum mati

 

Aku mendengarnya,

Ia menjelma suara lumba-lumba di tengah badai lautan,

Gonggong setia anjing-anjing di sela pukulan dari orang yang mencintainya,

Derik tonggeret bercampur mesin pemotong yang meraung di tengah rimba,

Kicau murai dalam sangkar bambu,

Nyanyi wanita paruh baya di tengah riuh pasar

 

Puisi belum mati

 

Aku menemukannya,

Ia menjelma rinai hujan senja hari,

Kabut pagi tepi gunung,

Riuh jalanan kota,

Tawa canda anak-anak

 

Puisi belum mati

 

Aku menangkapnya,

Ia, abadi

 

Purwokerto Selatan, September 2022

 




BERHALA KATA

 

Jangan-jangan manusia hanya

menyembah kata-kata

mereka tidak tahu, bahkan enggan tahu

tempat di mana tuhan bersua

orang-orang terlalu sibuk

menyembah kata tuhan

memberhalakan kata-kata

melupakan dzat tunggal

yang penuh kasih sayang.

 

 

Prupuk Februari, 2022

 




SAMARANTHU

  

Pada keheningan rimbamu yang lega

Kuhempaskan segala peluh kota

Deru angin gusar memandu riak semak menari

Menemani para pejalan berteduh dalam naungan rohani

 

Pada pohon hutanmu yang meneduhkan

Kabut meresap di antara tubuh dan ilalang

Dentum gending jawa yang lingsir bergema di sanubari

Membawa pesan yang bersamayam dalam temaram

 

Pada daun-daun yang berguguran di tanahmu

Peluh kian mendingin dan tak lagi menetes

Tubuh ringkih mulai bangkit dan beranjak

Melanjutkan janji dan mimpi-mimpi


Gunung Slamet, Juni 2022

 




PENDOA

(Bunda Ade Husnul Mawadah)

 

Pada malam yang hampir tenggelam

Dipulihkan rona purnama yang sempat sirna

 

Bayangan memanjang di ujung jalan

Melantunkan kidung persembahan

 

Sebentar lagi tanah mengkatup

Dan seseorang bertilam di bawahnya

 

Serang-Purwokerto 19 Oktober 2022





Tentang Penulis


Bayu Suta Wardiantolahir di desa Tegalwangi, Tegal, Jawa Tengah, 18 Maret 1998. “Suta” adalah anak kedua dari tiga bersaudara, hasil dari pernikahan Drs. Aming Siswanto dan Suharti. Ia menempuh pendidikan formalnya selama 16 tahun di Banten. Setelah mendapat ijazah dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, ia berlabuh di Purwokerto untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Proses kreatif bersastranya dimulai sejak bangku kuliah ketika mengenal Ade Husnul Mawadah, Farid Ibnu Wahid, Arip Senjaya, Herwan Fr, dan Firman Venayaksa, yang mencanduinya dengan bacaan-bacaan sastra (prosa, puisi, dan drama).

Namanya tercatat dalam buku antologi bersama Gol A Gong pada Kumpulan Puisi Penyair Banten “Cinta yang Menangis Cinta yang Berduka”. Buku puisi pertamanya berjudul “Tuhan, Aku Tersesat” menjadi top 10 se-Nasional dalam ajang Pekan Literasi Bank Indonesia PurwokertoBuku kedua yang ia tulis berupa kumpulan cerita pendek berjudul “Perempuan yang Terjerat Kursi Taman, mendapatkan endorsment dari  Ahmad Tohari. Sebentar lagi, ia menerbitkan buku puisinya ke- 2 berjudul Pada Suatu Musim”.

Tulisan-tulisannya termuat diberbagai media cetak maupun online. Beragam esai dan artikelnya antara lain dimuat di Badan Bahasa Kemendikbud, Radar Banyumas, Laman Maarif NU Jawa Tengah, Bidik Utama, Suara Dewantara, Buletin Orange, dan lainnya. Puisi dan cerpennya pernah dimuat di Beranda.co, Ngewiyak.co, SKSP-literary.com, dan lainnya. Sejumlah artikel ilmihanya dimuat di jurnal nasional maupun internasional.

Selain menjadi pejalan dan pelajar, ia serabutan sebagai pekerja teks serta pengecer kata-kata di Rumah Kreatif Wadas Kelir, dan menjadi bagian kecil dari Lembaga Kajian Nusantara Raya (LK Nura) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto.

 

 

Email: bayusutawr@gmail.com,

Instagram: @suta_sartika,

blogspot: www.tulisansuta.blogspot.com

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top