Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-puisi Aris Setiyanto

0


YANG PERTAMA

 

aku mengimani yang pertama

biar bagaimanapun, yang kedua dan ketiga

tidak akan pernah terjadi jika yang pertama

tidak pernah ada

mayat-mayat bertumpukan

di antara kepulan

mayat-mayat mulai bertumpukan

ketika mereka turun ke tanah lapang

mengapa tak terima kekalahan satu hari?

bukankah kekalahan itu yang nantinya akan membesarkan kita?

hari itu akan tiba

perkumpulan kian besar

duka mengenang hanya berlangsung dalam hidup ibu

ia hanya mengerti bahasa membenci

dan kebencian entah bagaimana mengekalkan dendam.

 

2022





AWALNYA

 

aku mulai berkata kasar sejak bertemu wadam ini,

sejak tersesat di persimpangan,

sedang ia mempersalahkanku atas hal itu

sejak aku membawanya ke gerbang pujasera

sementara aku justru turun dari daun

sejak ia tidur di ranjang mungilku

dan tak dapat diam

juga mendengkur lebih dahulu

karenanya aku memutuskan lantai sebagai kekasih

malam itu, meski tak terbalas

ia akan menamakan dirinya begitu karib

ia akan mengambil apapun, sandang pangan

ia akan mengembalikan hanya setelah aus dan tak layak

sejak ia selalu berada di perawanan

dan aku masih merangkak di daratan

sejak aku membatalkan rencana-rencana

dan ia menyebutku anjing, menyebutku babi

hanya karena api di sepasang matanya

ia selalu melihat dengan api itu

dan api selalu melihat kecacatan

ia tak pernah melihat dengan hati

atau tak lagi berhati

sejak ia menyuruhku hidup sekaligus mati

sejak ia menyuruhku sabar sekaligus terus mengejar

sejak ia membeli lukisan-lukisan dari kota sedang aku, sahabatnya ini, seorang pelukis

sejak ia membandingkan nasibku dengan nasibnya.

 

2022





ALASAN TIDUR

 

ia tak dapat menemukan alasan,

mengapa ia harus tidur?

bangun pagi-pagi sekali

tidak ada tubuh yang musti direbahkan

agar lelah lekas terimpit dan kegerahan

apalagi saat menyerang telinganya dengan kata

 

bangun tidur nanti,

ia membasuh hatinya dengan wudu

ia akan berangkat kembali, menjelangi.

 

2022





CETAKAN PERTAMA

 

si penulis mencetak buku berlebih

dan berpikir seseorang mungkin akan membelinya

ia akan lebih sering mengemas

pergi ke jasa pengiriman

dan memperoleh uang

yang tak seberapa karenanya

sebelum bersua anai-anai

jangankan cetakan ketiga

cetakan kedua saja

belum pernah ditempuhinya.

 

2022





CETAKAN KEDUA

 

—setelah saling dibicarakan

 

dalam satu ruang

kerumunan nyaris menyayat nafasku

orang-orang ini berbaris

akulah pemberi goresan

betapa malang mataku

ia selalu menangkap lengkung senyum

ketimbang air mata haru

sedikit saja kata-kata

mampu membuat buku itu jadi berharga.

 

2022





CETAKAN KETIGA

 

wujudkan yang pertama

lalui yang kedua

jika sudah, akan kubuka buku ini.

 

2022





ISI HATI WANITA

 

lalu aku tidur dengan beberapa lelaki

dan kau tak pernah tahu

aku hanya mencintai mereka-mereka yang lebih tua

dan kau tak pernah tahu

aku tak di mana-mana saat berkata 'aku tak di rumah'

dan kau tak pernah tahu

aku merasa di dalam kungkungan, sekalipun aku berada di ranjang

dan kau tak pernah tahu

aku nyaris gantung diri saat kau menyebutku pengangguran

dan kau tak pernah tahu

 

aku menangis di dalam hati,

bagaimana setiap aku mengunjungi rumahmu

dan kau mengejawantahkan presentasi keberhasilan itu:

lemari-lemari kayu, dinding marmer,

cawan-cawan emas, setumpukan sutra,

dan gandum, dan jagung,

dan anggur,

aku dan ibumu berada di antara kerinduan

pada anaknya, pada (mantan) sohibnya,

 

dan kau tak pernah tahu.

 

2022





BERSIKAP JUJUR

 

aku sebenarnya tidak bekerja

tapi tak mengindahkan tawaran

tampil di radio dan televisi,

perkenalkan kekasih sejatiku, puisi

apalagi pulang dengan tangan kosong

di saat-saat seperti inilah

aku tersadar bahwasanya puisi hanya kata-kata belaka

bahwa keindahannya hanya angan

yang bagus akan mendapatkan surat

: penolakan, sedang

yang membosankan akan ditampilkan di koran-koran.

 

2022





UPAYA MEMANGGUL CANGKUL

 

aku tak sedang menukar ibadahku

dengan obrolan

aku mengobrol setelah upaya

memanggul cangkul

begitu banyak kehidupan di pekuburan

bahkan kenangan

namun pelangi tercipta dari rahim cerita

kau tak akan paham

betapa indahnya pelikan

sampai kau terbang bersamanya.

 

2022





Tentang Penulis

       Aris Setiyanto lahir 12 Juni 1996. Karyanya termuat di media daring maupun cetak.

 

 

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top