Sastra Untuk Silaturrahmi Antar Bangsa, Persaudaraan, dan Perdamaian ! Happy Reading !

Puisi-puisi Bagus Likurnianto

0


Kareksan Rayyan


‘dang tak dang tak

ning nong ning gung’

bocah kecil menghitung nyawa yang hadir bersama kepulan dupa saat dalang memimpin ritual dan legenda. selepas matahari tenggelam ke dalam matamu, kau pergi sembahyang purnama melewati jalan sunyi berhias kembang melati. anak lanangmu berbaju hitam berselendang batik kawung, kau mengajarinya menabur wangian, tangan menyembah di dada, sebelum ritual nini mengajarinya mengenal kiblat yang suri.

doamu kandar lewat kemenyan: aroma sakau sekujur tembakau menyembunyikan risau di dadamu, dari pohonnya yang tinggi berguguran sepi, burung-burung yang bertengger di reranting umurmu berkicau tentang moyang dan kelahiran kasih sayang. jika kau percaya: di rindang daunan itu arwah mereka singgah di antara rayyan dan wangian.

seorang romo menutup langit dengan tabir waktu. kau akan memulai pertunjukkan sebagai dalang: akulah wayangnya! maka orang-orang begadang menyusun malam sembari menggelar hatinya yang jembar untuk menerima wejangan jiwa yang akbar. para biyung mengantar anaknya menuju malam lewat tangga nada gending dan kidungan:

‘tak lelo lelo lelo ledung

tak lelo lelo lelo ledung

tak lelo lelo lelo ledung

tak lelo lelo lelo ledung’

orang-orang yang setia padamu mengucap sepasang kalimat paling sakral sebelum memasuki pendopo usia tiada kekal: kau boleh duduk di pangkuan malam menyaksikan langit yang menyimpan catatan takdir paling wingit. di seberang punden itu, gong yang berseteru dengan suaramu menjadi tanda bahwa malam tengah dipentaskan, tubuhku dimainkan sesuai nasib di garis tanganmu, dan orang-orang yang melempar wajahnya ke arahmu telah melihat sesosok cahaya. maka mulailah lantunan kidungmu mengajariku makna cinta yang satu: gamelan kembali merayakan keselamatan ruh moyang, suara sinden semakin sakral mengingatkanmu pada segenap waktu yang berdetak di jantung biyung.

tangan nayaga begitu santun menabuh rindu sembari mengiringi tembang laku dan kepak sayap angin menggugurkan bulu-bulu malam pengibas banyak air mata dan luka dari orang-orang yang dikutuk cerita dan dikorbankan demi legenda yang dicipta untuk merenungi semesta. kini, sebagai jiwa yang kau dalangi, aku menari-nari serupa api untuk membakar kantuk. namun dingin adalah isyarat yang muskil ditangkal: tubuhmu mulai susut dari suasana, pun gemintang di langit seberang turut menyaksikan orang-orang pulang membawa lengang di dalam batinnya.

 

Banyumas, Februari 2019


 

Muyen

 

pada mulanya adalah busung, kau kidungkan sebising suara, terngiang dari dinding yang mengabadikan sebuah nama. di hari kelahiran anak sulungmu setelah meruwatnya dengan seusap mantra yang kau terima dari tangan tetua.

 

ketika memasuki lingkaran penjaga bayimu nyenyak ditimang tanah lapang. di musim pandemi, tetap kau kurungkan ternak bagi anak-anak. istrimu menyiapkan segala yang perlu ditanak sebagai tanda pertama bagi sulungmu yang memilih menyusu.

 

“tanah tak memilih ibunya, wahai anakku. ia tak mengubur rindu.” semua orang menatapmu bahagia saat tetua mengajarimu tawa sebagai bekal yang kau bawa dari tanah yang melahirkanmu: dari ibu, air susunya yang sejak awal mula membuat dunia menjadi ada.

 

Banjarnegara, 1 Mei 2020


 

‘Aji

 

barangkali mantra paling mujarab

tak lain tembang srengenge sore

disindeni nawangsari

diugemi wangi melati

 

kau musti percaya bahwa pencipta

akan mengubah cinta

lewat legit puji kenduri sakti

dan mayang ini:

 

manjing lakumu, kekasih

di tiap hidup ini

langgeng lakumu, kekasih

di tiap mati ini

 

Banjarnegara, 26 Juni 2020


 

Tentang Penulis

 



Bagus Likurnianto, lahir di Banjarnegara, 9 Januari 1999. Nyantri di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP), bermain-main di Komunitas Taman Kecil, dan menjadi teman belajar di SD Muhammadiyah 1 Banjarnegara. Menyukai kisah epos, suara gending, dan misteri dinosaurus. Buku kumpulan puisi pertamanya Amaya (Hyang Pustaka, Januari 2023).
Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
To Top